12.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Gereja Katolik Ukraina Tolak Pernikahan Sejenis

Kiyv, MISTAR.ID

Pemimpin Gereja Katolik Ritus Timur Ukraina menolak dokumen yang memperbolehkan pemberkatan untuk pasangan sesama jenis di gerejanya. Pekan lalu, Paus Fransiskus baru saja menyetujui bahwa Gereja Katolik Roma boleh melakukan pemberkatan pernikahan kepada pasangan sesama jenis.

Uskup Agung Besar Sviatoslav Shevchuk mengatakan, dokumen Vatikan menafsirkan makna pastoral pemberkatan dalam Gereja Latin, dan tidak memberikan referensi untuk mengatur gereja Ritus Timur atau Yunani.

“Oleh karena itu… Deklarasi ini hanya berlaku untuk Gereja Latin dan tidak memiliki kekuatan hukum bagi umat Gereja Katolik Yunani Ukraina,” kata Shevchuk dalam sebuah pernyataan, Sabtu (23/12/23).

Baca Juga: Total 20.258 Jiwa Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel

Dia mengatakan pemberkatan tidak dapat dipisahkan dari ajaran gereja dan tidak mungkinnya untuk bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik tentang keluarga sebagai penyatuan cinta yang setia, tidak dapat dipisahkan, dan kesuburan antara seorang pria dan wanita.

Gereja Ritus Timur melakukan ibadah mirip dengan Ortodoks, tetapi tetap berada dalam komuni Roma berdasarkan perjanjian abad ke-16. Represi memaksa gereja ini bersembunyi pada masa Uni Soviet dan sekarang memiliki sekitar 4,5 juta jemaat, atau sekitar 10% dari populasi Ukraina.

Dalam dokumen yang dikeluarkan Kantor Doktrin Vatikan disebutkan, bahwa pastor Katolik Roma dapat memberikan pemberkatan kepada pasangan sesama jenis, selama itu tidak menjadi bagian dari ritual atau liturgi gereja reguler.

Baca Juga: Paus Setujui Pemberkatan LGBT Sejenis Picu Perpecahan Agama

Dokumen tersebut mengatakan bahwa pemberkatan tersebut akan menjadi tanda bahwa Tuhan menerima semua makhluk, tetapi tidak boleh disalahartikan dengan sakramen pernikahan heteroseksual.

Hak-hak kaum gay di Ukraina dan negara-negara bekas Uni Soviet di luar Rusia sedang mengalami kemajuan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menyatakan simpati untuk mendukung hak-hak gay, meskipun menolak perubahan konstitusi untuk mengizinkan pernikahan sesama jenis selama negara itu berada dalam kondisi perang. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles