19.1 C
New York
Thursday, August 8, 2024

Diduga Ikut Menyerang Hamas, PBB Pecat Sembilan Staf UNRWA

Amerika Serikat, MISTAR.ID

Sembilan staf Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dipecat setelah diduga ikut terlibat dalam serangan Hamas 7 Oktober lalu.

Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pemecatan terhadap kesembilan staf tersebut telah dilandasi hasil penyelidikan yang telah dilakukan badan pengawas PBB.

“Kami memiliki informasi yang cukup untuk mengambil tindakan ini, yakni memberhentikan sembilan orang ini,” kata Haq pada Senin (5/8/24).

Haq melontarkan pernyataan itu setelah Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB (OIOS) menyelesaikan penyelidikannya atas tuduhan Israel pada Januari lalu bahwa 19 staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas.

Baca juga: PBB Desak Bangladesh Transparan Jumlah Korban Kerusuhan

Haq menjelaskan dalam satu kasus, tidak ada bukti yang diperoleh OIOS mendukung tuduhan soal adanya anggota staf UNRWA terlibat dalam serangan tersebut. Namun, terhadap sembilan kasus lainnya, tidak ada yang cukup untuk mendukung tuduhan Israel tersebut

Para staf yang kemungkinan terlibat ini, kata Haq, merupakan laki-laki. Namun tidak dijelaskan apa peran mereka. Tetapi Haq memastikan bahwa tindakan kesembilan itu bagian partisipasi dalam bentuk apapun adalah pengkhianatan.

“Bagi kami, setiap partisipasi dalam serangan adalah pengkhianatan yang luar biasa terhadap jenis pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina,” ujarnya.

UNRWA mempekerjakan 32.000 staf di seluruh wilayah operasinya di Timur Tengah. Sekitar tiga belas ribu di antaranya bekerja di Jalur Gaza.

Merespons laporan ini, militer Israel mengolok-olok UNRWA karena topengnya telah terbuka.

Baca juga:Negara-Negara Arab yang Kutuk dan Tidak Kecam Pembunuhan Pemimpin Hamas

“Lembaga ‘bantuan’ Anda telah secara resmi membungkuk ke tingkat terendah yang baru, dan inilah saatnya dunia melihat wajah asli Anda,” tulis Letnan Kolonel Nadav Shoshani, juru bicara internasional militer Israel, di X.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada Senin, Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa prioritas lembaganya saat ini adalah melanjutkan layanan penyelamatan jiwa dan layanan penting bagi pengungsi Palestina di Gaza dan di seluruh wilayah, terutama dalam menghadapi perang yang sedang berlangsung, ketidakstabilan, serta risiko eskalasi konflik regional.

“UNRWA berkomitmen untuk terus menjunjung tinggi prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar PBB, termasuk prinsip netralitas kemanusiaan, dan memastikan bahwa semua stafnya mematuhi kebijakan UNRWA mengenai aktivitas luar dan politik,” tulis Lazzarini. (cnn/hm17)

Related Articles

Latest Articles