9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

China Marah! AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022

Beijing, MISTAR.ID

Keputusan memboikot secara diplomatik Olimpiade Musim Dingin karena alasan catatan hak asasi Beijing oleh Amerika Serikat membuat China marah besar. China kemudian memperingatkan Amerika Serikat dan akan mendapatkan ganjarannya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan rencana Amerika Serikat (AS) mengganggu Olimpiade akan gagal dan Washington akan kehilangan kredibilitas. AS menyebut tindakan genosida China terhadap Muslim Uighur di Xinjiang adalah alasan tidak mengirim delegasi diplomatik ke Olimpiade. Para atlet AS tetap akan ikut bertanding pada Olimpiade bulan Februari itu.

Inggris, Jepang dan Australia mengatakan belum mengambil keputusan apakah akan ikut memboikot secara diplomatik. Zhao Lijian juga mengatakan China akan “mengambil langkah balasan” namun tidak memberi rincian lebih lanjut. “Amerika Serikat akan menanggung akibatnya atas kesalahannya sendiri, silakan tunggu saja,” tegasnya.

Baca Juga:Beda Strategi, China dan AS serta Inggris Berdamai dengan Corona

AS mengatakan, Senin (6/12/21) mereka tidak akan mengirim diplomat ke Beijing karena catatan HAM China. Dalam keterangan kepada media, Selasa (7/12/21), Zhao menuduh AS melanggar “kenetralan politik dalam olahraga” dan mengatakan boikot itu “berdasarkan rumor dan kebohongan”.

Hubungan antara China dan AS tegang dalam beberapa waktu terakhir. Beijing menyanggah keras tuduhan AS terkait tindakan represif Beijing terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.

Hubungan kedua negara juga memburuk karena langkah China menekan kebebasan di Hong Kong dan juga terkait pemain tenis Peng Shuai, yang tak terlihat di depan umum selama berminggu-minggu setelah ia menuduh pejabat tinggi China memperkosanya. Asosiasi Tenis Putri Dunia minggu lalu membatalkan semua turnamen di China karena “sangat ragu-ragu” atas keselamatan Peng.

Baca Juga:Ambisi Raksasa Dunia, China dan AS dalam Menguasai Teknologi

‘Langkah politik’

Pejabat tingi pemerintah dari AS dan negara-negara lain biasanya hadir dalam Olimpiade. Tahun ini, Jill Biden, istri Presiden Joe Biden, hadir dalam Olimpiade di Tokyo. Tetapi, Senin (6/12/21) lalu, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS tidak akan ikut serta dalam “kemeriahan” Olimpiade. Ia mengatakan tidak akan mengirimkan delegasi resmi pada Olimpiade Musim Dingin 2022 “untuk mengirimkan pesan jelas.” Bintang tenis China Peng Shuai mengaku ‘aman dan sehat di rumahnya’ setelah dikabarkan hilang.

Namun Psaki menambahkan pemerintah AS tidak merasa tepat untuk mengikutkan atlet yang terus berlatih untuk pesta olahraga ini. Di media sosial China, Weibo, pencarian topik “Boikot AS atas Olimpiade Musim Dingin Beijing” disensor pada Selasa (7/12/21) pagi.

Sebagian besar komentar di bawah unggahan pengumuman resmi media resmi Global Times juga dihapus, dan hanya ada delapan dari hampir 1.500 komentar yang tidak dihapus. “Olimpiade adalah untuk atlet, apa kaitannya dengan…politikus? Bahkan bilapun Anda memboikot, orang yang terdampak adalah dari negaramu saja (termasuk atlet),” kata salah satu komentar.

Baca Juga:Memanas, China dan AS Unjuk Kekuatan Militer di Laut China Selatan

China berupaya menanggapi kejadian dalam beberapa hari ini dengan menyebut langkah itu tak relevan. Para pejabat mengatakan pembatasan Covid berarti Beijing dan Komite Olimpiade tidak akan mengundang para tamu. Jadi keputusan ini bisa dianggap sebagai petanda lain adanya “mentalitas perang dingin.”

Namun, hampir selalu tidak mungkin Presiden Joe Biden atau pejabat tinggi lain akan hadir ke pesta olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah yang mereka sebutkan melakukan genosida.

Apakah Inggris akan mengikuti langkah AS? London secara resmi tidak menuduh rezim Presiden Xi Jinping melakukan genosida, namun Menteri Luar Negeri Liz Truss dilaporkan mengatakan hal itu dalam pembicaraan pribadi. (antara/detik/hm12)

Related Articles

Latest Articles