Audit Hubungan Inggris-China Dirilis Juni 2025, Diprediksi Tegaskan Strategi 3C


Ilustrasi hubungan Inggris-China. (f:reuters/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pemerintah Inggris diperkirakan akan merilis audit menyeluruh terkait hubungan dengan China pada awal Juni 2025, menurut dua sumber yang dikutip Reuters.
Audit ini akan menjadi evaluasi strategis pertama yang dilakukan pemerintahan Partai Buruh sejak Keir Starmer menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, pada Juli 2024.
Audit ini diharapkan memberikan gambaran utuh mengenai posisi China sebagai mitra dagang utama sekaligus tantangan geopolitik, terutama dalam konteks rantai pasokan global dan ancaman keamanan nasional.
Audit yang dipimpin Kantor Luar Negeri Inggris ini bertujuan menyeimbangkan pendekatan diplomatik dan ekonomi terhadap China, yang kini menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Pemerintah Inggris menekankan pentingnya pendekatan realistis dan objektif terhadap Beijing, terutama di tengah ketegangan masa lalu terkait isu HAM, status Hong Kong, serta pembatasan investasi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyatakan harapannya bahwa Inggris akan "menjunjung pendekatan objektif terhadap China dan menciptakan iklim positif bagi hubungan bilateral yang sehat dan stabil."
Diprediksi Tegaskan Kembali Strategi 3C
Audit ini diprediksi akan menegaskan kembali strategi "tiga C" yang sebelumnya dilaporkan oleh Reuters sebagai pendekatan resmi Inggris terhadap China, yakni Challenge (Tantang), Compete (Bersaing), dan Cooperate (Bekerja Sama).
Kebijakan ini mencerminkan upaya Inggris untuk menanggapi tantangan keamanan dan politik dari Beijing sambil tetap membuka peluang kerja sama ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan teknologi.
Audit hubungan ini akan selaras dengan Tinjauan Strategis Pertahanan Nasional Inggris yang juga akan diterbitkan dalam waktu dekat.
Meski tidak diharapkan membawa perubahan kebijakan besar, audit ini menjadi landasan penting dalam menyusun arah baru diplomasi ekonomi Inggris.
Menurut laporan sebelumnya, audit ini telah "dipermudah" untuk menghindari nada konfrontatif, memberikan ruang bagi pemerintah untuk fokus pada penguatan hubungan perdagangan.
Hal ini didukung langkah-langkah seperti kunjungan Menteri Keuangan Rachel Reeves dan Menteri Luar Negeri David Lammy ke China, serta rencana kunjungan Perdana Menteri Starmer ke Beijing akhir tahun ini — kunjungan pertama pemimpin Inggris sejak 2018.
Meski ada upaya perbaikan hubungan, ketegangan tetap membayangi. Salah satunya terkait rencana pembangunan kedutaan besar baru China di London yang kontroversial.
Kemudian, terkait laporan intelijen Inggris pada Desember lalu tentang dugaan spionase oleh pengusaha China yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (16/5/2025) sore. (*)