17.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

AS, Jepang, Australia dan Filipina Latihan Militer Sehari di Laut China Selatan

Manila, MISTAR.ID

Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Filipina akan melakukan apa yang disebut sebagai ‘aktivitas kerjasama maritim’ pada Minggu (7/4/24) untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Demikian diumumkan oleh negara-negara tersebut pada hari Sabtu, di tengah peningkatan ketegangan perbatasan sejumlah negara dengan China di wilayah perairan tersebut.

Juru bicara kementerian pertahanan Filipina, Arsenio Andolong mengatakan, latihan maritim satu hari tersebut akan melibatkan kegiatan komunikasi dan manuver petugas jaga di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Manila di Laut China Selatan.

Andolong menambahkan, kapal perang kecil USS Mobile, fregat Australia HMAS Warramunga, dan penghancur Jepang JS Akebono akan bergabung dengan dua kapal perang Filipina.

Baca juga: Ribuan Penguin Mati Misterius di Antartika

“Mereka akan berlayar dari selatan ke utara mencakup batas wilayah komando barat dan utara,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters.

Aktivitas tersebut akan memperkuat interoperabilitas doktrin, taktik, teknik, dan prosedur angkatan bersenjata negara-negara tersebut, seperti tertulis dalam pernyataan bersama.

Keempat negara tersebut telah mengonfirmasi kembali posisi mereka bahwa Putusan Arbitrase Laut China Selatan 2016 adalah final dan mengikat secara hukum.

Kegiatan maritim tersebut berlangsung beberapa hari sebelum pertemuan antara pemimpin Jepang, Amerika Serikat, dan Filipina, yang akan mencakup diskusi tentang insiden terbaru di Laut China Selatan.

Sejak berkuasa pada tahun 2022, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah mengejar hubungan yang lebih hangat dengan Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya serta mengadopsi sikap yang keras terhadap apa yang ia lihat sebagai permusuhan China, meninggalkan sikap pro-Beijing pendahulunya.

Baca juga: Mesin Kebakaran, Penerbangan Pesawat Boing 737-800 Terpaksa Dibatalkan

Filipina dan China mengalami beberapa insiden maritim bulan lalu, termasuk penggunaan water canon dan perdebatan kata-kata panas, yang menimbulkan kekhawatiran tentang eskalasi di laut.

Beijing mengklaim kedaulatan hampir seluruh Laut China Selatan, yang membuat negara tetangga merasa tidak senang karena beberapa batas yang mereka klaim memotong ke dalam zona ekonomi eksklusif mereka.

Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam memiliki klaim bersaing atas kedaulatan di sebagian wilayah Laut China Selatan, sebuah jalur poros yang melalui mana barang senilai $3 triliun bergerak setiap tahunnya.

Related Articles

Latest Articles