13.1 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Arab Saudi Hukum Mati Kritikus Akibat Unggahan di Medsos

Riyadh, MISTAR.ID

Salah seorang kritikus pemerintah yang mengecam dugaan rasuah dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) melalui unggahannya di media sosial (medsos) dihukum mati oleh pihak Arab Saudi.

Hal itu dikatakan saudara laki-lakinya dan orang lain yang mengetahui kasus dimaksud kepada AFP pada Senin (28/8/23).

Vonis dijatuhkan pada Mohammed al-Ghamdi pada Juli oleh Pengadilan Kriminal Khusus. Pengadilan yang didirikan tahun 2008 lalu untuk mengadili kasus-kasus terorisme.

Baca juga: Pekan ini Suhu Arab Saudi Tembus 50 Derajat Celcius

Tuduhan itu termasuk konspirasi melawan kepemimpinan Saudi, melemahkan institusi negara dan mendukung ideologi teroris, sebut sumber yang mengetahui rinciannya.

Saudara laki-laki Mohammed dan aktivis yang tinggal di pengasingan di luar Arab Saudi, Saeed al-Ghamdi mengatakan, kasus menimpa Mohammed setidaknya sebagian dibangun di atas postingan di X (sebelumnya Twitter).

Mohammed mengkritik pemerintah dan menyatakan dukungan bagi para tahanan ‘hati nurani’, seperti ulama yang dipenjara Awad al-Qarni dan Salman al-Awda. Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Teluk, akun itu hanya mempunyai 9 orang pengikut.

Lina al-Hathloul selaku Kepala Pemantauan dan Komunikasi Kelompok Hak Asasi Manusia Alqst menuturkan, Pengadilan Saudi meningkatkan penindasan mereka dan mengungkapkan secara terbuka janji-janji kosong dalam melakukan reformasi.

Baca juga: Ulama Terkemuka di Arab Saudi Ditangkap Diduga Akibat Kritik Konser Musik

“Bagaimana dunia bisa percaya bahwa negara ini sedang melakukan reformasi saat seorang warga negaranya akan dipenggal kepalanya akibat tweet di akun anonim yang mempunyai kurang dari 10 pengikut?,” sebutnya.

Arab Saudi sering menerima kritik akibat seringnya menerapkan hukuman mati. Tahun lalu menurut hitungan AFP sebanyak 147 orang telah dieksekusi. Sepanjang tahun ini ada 94 dieksekusi.

Di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto, Arab Saudi menjalankan agenda reformasi ambisius dikenal menjadi visi 2030 yang bertujuan mengubah kerajaan dari sebelumnya tertutup sebagai tujuan bisnis global dan pariwisata (mi/hm16)

Related Articles

Latest Articles