Dairi, MISTAR.ID
Aktivitas penambangan emas secara ilegal dikabarkan semakin marak di kawasan hutan lindung Desa Kuta Usang, Kecamatan Pegagan Hilir Kabupaten Dairi, serta tengah viral di sejumlah media sosial (medsos) dan media online.
Tim dari Polda Sumatera Utara (Sumut) diinformasikan turun ke lapangan selama 2 hari 1 malam.
Kehadiran tim Polda Sumut ke lokasi tambang emas ilegal itu dibenarkan Kepala Desa (Kades) Kuta Usang, Ojak Manik via telepon, pada Jumat (24/5/24).
Baca juga:Polda Sumut Tetapkan 4 Tersangka Penambangan Emas Ilegal di Madina
“Info itu benar ada pak , tim dari Polda Sumut terjun ke lokasi tambang emas ilegal. Waktunya pada Selasa (21/5/24)-Rabu (22/5/24) kemarin. Terkait detail kehadiran mereka saya kurang tahu. Mereka ke lapangan didampingi perangkat desa berhubung, saya saat itu ada urusan ke Kota Medan. Tim berangkat dari kantor desa ” beber Ojak.
Dirinya membenarkan aktivitas penambangan emas secara ilegal di wilayah kawasan hutan perbatasan desa itu sudah berlangsung lama.
Terpisah, Kasat Intelkam Polres Dairi, AKP Mhd S Hasibuan, lewat telepon membenarkan kehadiran tim Polda Sumut untuk melakukan penyelidikan terkait maraknya berita dugaan penambangan emas di kawasan hutan lindung Pegagan Hilir.
Baca juga:Gubernur Edy Ajak Masyarakat Hentikan Penambangan Emas dengan Merkuri di Sumut
Sebelumnya diberitakan sejumlah media online, aktivitas kegiatan penambangan tidak berizin (ilegal mining) di wilayah Kabupaten Dairi marak dan bebas tanpa tersentuh hukum.
Informasinya dihimpun mistar.id dari sumber yang layak dipercaya menyebutkan, di Kecamatan Pegagan Hilir, tepatnya di kawasan hutan (Gunung Mas) sangat marak penambang emas liar dengan cara membuat puluhan terowongan ke dalam tanah.
Di lokasi itu juga banyak ditemukan kemah tenda tempat para pelaku dan mesin pabrik penggiling batu yang diduga memiliki unsur emas.
Baca juga:Polda Sumut Tetapkan 6 Tersangka Tewasnya Penambang Emas Ilegal
Sumber yang menolak disebutkan namanya tersebut juga memberikan sejumlah dokumentasi kegiatan penambangan ilegal berupa foto dan video.
“Mereka menggunakan mesin bor untuk membuat terowongan dan mengambil material dari dalam tanah gunung (bukit) kawasan hutan yang diduga memiliki unsur emas. Bahkan, barak tempat kemah para pekerja sudah ramai berdiri di lokasi bagaikan pemukiman penduduk,” katanya.
“Pabrik kecil seperti industri menggunakan mesin dan alat berkaitan dengan kegiatan itu juga sudah berdiri di sana yang diduga alat penggiling bahan baku batu memiliki unsur emas. Tidak tahu kita apakah itu melmiliki izin atau tidak,” lanjutnya lagi.
Maraknya kegiatan ilegal itu tentu saja akan berdampak terhadap kerusakan lingkungan. (manru/hm16)
