Thursday, February 13, 2025
logo-mistar
Union
HUKUM

OJK: Kecepatan Korban Penipuan Melapor Pengaruhi Uang yang Diselamatkan

journalist-avatar-top
By
Thursday, February 13, 2025 13:42
35
ojk_kecepatan_korban_penipuan_melapor_pengaruhi_uang_yang_diselamatkan

Friderica Widyasari Dewi. (f:ist/mistar)

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Kecepatan korban kasus penipuan dalam melapor pada Indonesia Anti Scam Center (IASC), akan mempengaruhi berapa dana atau uang yang diselamatkan.

Seperti disampaikan disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi.

"Antusiasme masyarakat sangat besar, karena banyak kasus yang diadukan tapi sudah lama terjadi," ujarnya, pada Kamis (13/2/25).

Total laporan yang diterima IASC per 9 Februari 2025, sebanyak 42.257 laporan, yang sudah diverifikasi 40.936, total rekening yang terverifikasi 70.390, dan yang diblokir 19.980 rekening.

Total dana kerugian masyarakat dalam waktu tiga bulan adalah Rp700 miliar dan sudah kita diblokir sekitar Rp100 miliar, sekitar 15 persen.

"Saya sampaikan, kecepatan korban melapor akan sangat menentukan berapa besar yang dapat diselamatkan," ujarnya.

Pembentukan IASC

Pembentukan IASC ini berfokus pada pemberantasan pinjaman online ilegal, investasi ilegal, gadai ilegal, dan lainnya.

Friderica menyampaikan segmen lain yang penting adalah mereka yang sudah menggunakan produk jasa formal dan legal, namun terkena scam.

"Bersama Satgas Pasti dan didukung oleh asosiasi perbankan, penyedia sistem pembayaran, asosiasi marketplace, dan Telkom juga akan bergabung dengan IASC," katanya.

Friderica mengungkapkan modus yang paling sering dilaporkan adalah penipuan transaksi belanja online, penipuan berkedok investasi, penipuan untuk mendapatkan hadiah, fake call, serta penipuan melalui media sosial.

"Penipuan melalui media sosial ini perlu diwaspadai. Karena ketika mereka mengirimkan pesan di sosial media kita, biasanya mereka sudah melakukan profiling. Mereka tau nama panggilan kita dan hal-hal lainnya," ujarnya.

Kemudian, penipuan penawaran kerja juga banyak dilaporkan, lalu Soceng (Social Engineering), pinjol fiktif, pengiriman file apk melalui Whatsapp, dan love scam.

Deep Fake AI juga dikatakannya cukup mengkhawatirkan, terutama kasus yang menirukan pejabat negara.

"Mungkin kita masih aware, tapi bagaimana jika penipuan ini sudah menirukan wajah keluarga kita. Kemudian itu akan sangat mudah, apalagi kita sering memposting foto," katanya. (amita/hm27)

journalist-avatar-bottomRedaktur Ferry Napitupulu

RELATED ARTICLES