Pematangsiantar, MISTAR.ID
Selama setengah tahun bergulir, audit fisik Gedung Balei Merah Putih milik PT Telkom Indonesia (Telkom) hingga kini belum rampung.
Pemeriksaan untuk menentukan kerugian negara proyek yang menelan biaya Rp 52 miliar tersebut dilakukan sejak Januari 2024 lalu.
Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri (Kejari) Pematangsiantar, Symon Morris Sihombing mengungkapkan, tim ahli mendapati kendala pemeriksaan. Namun ia enggan merinci kendala yang dimaksud.
Baca juga:Jaksa Symon Sihombing Dimutasi, Bagaimana Kelanjutan Kasus Gedung Balei Merah Putih Telkom?
“Kendala teknis, tapi yang pasti mereka (tim ahli) akan segera menyelesaikan,” kata Symon, pada Senin (1/7/24).
Dari pengakuan tim ahli, Symon menyebut, mereka tengah mengebut pengerjaan. “Belum (selesai), berdasarkan pengakuan mereka, lagi dikebut,” ujarnya.
Sementara itu, Symon memastikan masih memimpin penyidikan kasus dugaan korupsi di perusahaan plat merah itu, hingga nantinya ia dilantik menjadi Kasi Pidana Umum Kejari Deli Serdang. Sebab Symon diketahui telah dipindahtugaskan, meskipun hingga saat ini serah terima jabatan (sertijab) belum dijadwalkan.
“Sebelum sertijab, saya masih yang pegang kasusnya,” ucap Symon.
Baca juga:Berpeluang Ada Tersangka Baru Dalam Kasus IMB Gedung Balei Merah Putih
Kejari Pematangsiantar diketahui tengah menyidik 2 kasus dugaan korupsi pada penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pembangunan Gedung Balei Merah Putih. Lembaga Adhyaksa itu telah menetapkan General Manager anak usaha Telkom, PT Graha Sarana Duta (GSD) bernama Mahmud.
Mahmud diduga turut bertanggung jawab dugaan korupsi penerbitan IMB Gedung Balei Merah Putih yang menelan anggaran senilai Rp 1,150 miliar.
Namun Kejari Pematangsiantar hingga saat ini belum menetapkan tersangka dalam dugaan korupsi pembangunan gedung yang terletak di Jalan WR Supratman, Kecamatan Siantar Barat tersebut. (gideon/hm16)
