17.8 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Guru Indra Kenz Dilaporkan ke Polda Sumut

Medan, MISTAR.ID

Guru Indra Kenz, SFP bersama tiga rekannya dilaporkan dua korban binary option ke Poda Sumatera Utara terkait dengan kasus penipuan dengan modus aplikasi binomo.

Kedua korban, masing-masing SA warga Kota Medan dan JLT warga Kabupaten Simalungun, melalui kuasa hukumnya Dongan Nauli Siagian menyebutkan, pihaknya melaporkan empat orang di antaranya SFP yang dikabarkan guru belajar aplikasi binomo Indra Kenz yang terlebih dulu diterapkan tersangka oleh Bareskrim Polri.

“Kemarin kami telah melaporkan empat orang terkait kasus penipuan dengan modus aplikasi binomo,” sebut dia sembari menunjukkan nomor LP/B/531/III/2022/SPKT/Polda Sumatera Utara dan LP/B/532/III/2022/SPKT/Polda Sumatera Utara, yakni FSP, BS, RP, dan EL, Rabu (23/3/22).

Baca Juga:Poldasu Segera Panggil Terlapor Kasus Binomo dan Quotex

Menurutnya, modus yang dilakukan keempat terlapor, masih sama dengan dua korban yang telah melapor sebelumnya. Di mana kedua korban awalnya melihat konten di YouTube dan Instagram kemudian masuk ke link karena diiming-imingi laba besar. “(Kerugian) hampir setengah miliar. Korban SA sekitar Rp300 juta dan JL Rp80 (juta),” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, para korban dan terlapor memiliki grup sama, berisi 400 orang dan 40 di antaranya sudah melapor ke posko pengaduan korban Binomo di samping Mapolsek Medan Sunggal dan saat ini sedang mengumpulkan bukti-bukti. Keempat terlapor dilaporkan dengan Pasal 28 jo 372 dan 378 UU RI Nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.

Sementara itu, SA, salah seorang korban mengaku dia melapor ke Polda Sumut agar tidak ada lagi yang menjadi korban. Dia membeberkan, ikut Binomo sejak tahun 2020 lalu kemudian berhenti pada Februari 2022. “Mereka bilang, untuk dapatkan cuan (untung) Rp300 ribu hingga Rp500 ribu gampang banget,” katanya.

Baca Juga:Crazy Rich Asal Medan Indra Kenz Dilaporkan ke Polda Sumut

Selanjutnya SA pun mencari tahu dan menemukan link Fakar Trading, di mana ada pilihan Binomo serta satu aplikasi lainnya. Adapun total kerugian yang dialaminya mencapai hingga Rp300 juta. “Untuk belajar khusus tidak. Tapi saya ikut untuk trading bareng dengan afiliatior tersebut dan gara-gara main Binomo saya kehilangan nyawa seorang anak saya,” katanya.

SA lalu menunjukkan buku berukuran besar bertuliskan akademi trading dengan gambar seorang pria berkacamata dengan jas berwarna merah maroon. “Yang ada di sini dan yang kita lakukan, itu sama sekali tidak (sama). Karena begitu mau live trading bareng, dia konfirmasi dengan orang Binomo. Makanya selama sama mereka kami tak pernah loss dengan posisi live bareng. Tapi setelah tidak live bareng, kami loss,” kataya.

SA mengaku memang pernah menang Rp100 juta. Tapi kemenangan itu menurutnya sebagai penarik saja, karena jika diakumulasikan, kekalahannya jauh lebih banyak.

Baca Juga:Polda Sumut Bakal Panggil Crazy Rich Asal Medan Indra Kenz

Dia mencontohkan, pada hari ini profit Rp15 juta, namun besoknya kalah Rp30 juta lalu kekalahan itu membuat penasaran. SA mengaku pertama kali top up untuk deposit sebesar Rp500 ribu hingga Rp1 juta. “(Jadi) kalau mau menang ya jadi afiliator atau mentor. Selain mentor dan afiliator, pasti akan habis terkuras,” katanya.(saut/hm15)

Related Articles

Latest Articles