Medan, MISTAR.ID
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Sumut pada September 2024 mengalami kenaikan 0,13 persen secara m-to-m. Sedangkan inflasi tahun kalender 2024 mencapai 0,59 persen.
Kepala BPS Sumut, Asim Saputra menyampaikan bahwa, inflasi ini terjadi karena adanya perubahan harga yang sebelumnya mencetak deflasi.
“Jadi ada kenaikan harga yang tadinya deflasi sekarang sudah sangat membaik terutama pada tomat dan cabai merah,” ujarnya, Minggu (3/11/24).
Baca juga: Tupperware Selamat dari Kebangkrutan, Hakim Setujui Penjualan Aset
Jika dilihat dari kelompok pengeluaran, Asim mengatakan ada beberapa kelompok yang mengalami inflasi dan deflasi.
“Untuk kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu makanan, minuman dan tembakau 0,37 persen, pakaian dan alas kaki 0,04 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,10 persen dan yang paling tinggi transportasi mencapai 0,80 persen,” jelasnya melalui kanal YouTube BPS Sumut.
Sementara itu, adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi yakni tomat, daging ayam, bawang merah, cabai merah dan perhiasan.
Baca juga: Jumlah Penumpang Angkutan Laut di Sumut Menurun, Ini Penyebabnya
“Sedangkan komoditas penyumbang deflasi ada cabai rawit, kentang, angkutan udara, bensin dan jengkol,” sebutnya.
Pada periode yang sama secara y-on-y inflasi Sumut mencapai 1,59 persen.
“Inflasi kita secara y-on-y masih di bawah nasional dari 1,71 persen. Dapat dilihat komoditas yang paling tinggi inflasinya pada makanan, minuman dan tembakau serta pakaian dan alas kaki yang masing- masing mencapai 2,44 persen dan 2,33 persen,” ungkapnya menjelaskan. (dinda/hm25)