19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Pentingnya Diversifikasi Investasi untuk Hasil Optimal

Medan, MISTAR.ID

Semangat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal masih terlihat meski di tengah pandemi Covid-19. Hal ini terpantau dari pertumbuhan investor-investor baru yang melakukan investasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Salah satunya investor di Sumut yang naik 51%. Tercatat hingga Juni 2021 investor saham di Sumut mencapai 129.845 rekening single investor identification atau SID, dengan jumlah transaksi sebesar Rp14,9 triliun lebih.

Bila mengacu data di bulan Desember 2020 jumlah investor pasar modal di Sumut masih sebanyak 85.267 SID. Nah, sebagai seorang investor, tentu harus memiliki strategi yang baik dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan diversifikasi investasi.

Baca juga: Investasi Saham Jadi Trend di Masa Pandemi

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumut, Muhammad Pintor Nasution menjelaskan diversifikasi investasi dalam konteks saham adalah strategi untuk meminimalisir risiko dengan cara mengatur portofolio dengan menempatkannya pada berbagai sektor dan saham yang dapat memberikan imbal hasil yang berimbang.

“Singkatnya, menempatkan dana investasi di beberapa instrumen investasi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian di salah satu sektor, dengan mendapatkan keuntungan di sektor lainnya. Seperti salah satu jargon populer yang dikatakan tokoh investor terkenal dunia, yaitu Warren Buffet.

“Don’t put all your eggs in one basket”. Jangan simpan semua telurmu di dalam satu keranjang, karena jika keranjang tersebut terjatuh, maka semua telur milik kita akan pecah. Sebaliknya jika kita menaruh telur di banyak keranjang, maka kita memiliki kesempatan lebih besar walaupun ada satu keranjang yang terjatuh,” kata Pintor, Jumat (20/8/21).

Selain melakukan diversifikasi melalui pemilihan sektor usaha, Pintor mengatakan diversifikasi pun tetap perlu dilakukan pada saham-saham yang ada di setiap sektor. Hal ini dikarenakan bisa saja walaupun sama-sama dalam satu sektor, kinerja individu perusahaan memburuk karena masalah di internal perusahaan.

Contoh, sektor properti sedang berkembang bagus, tetapi bisa saja ada perusahaan properti yang mungkin kinerja keuangannya memburuk karena kerugian perusahaan akibat kondisi internal, sehingga menyebabkan harga saham terkoreksi.

Baca juga: BEI Perkenalkan Investasi Reksa Dana yang Menyenangkan Pasar Modal

“Artinya, hasil investasi setiap investor akan lebih optimal jika memiliki semakin banyak saham dari berbagai sektor dalam portofolionya. Adapun yang dimaksud dengan portofolio adalah gabungan seluruh saham-saham yang dimiliki seorang investor,” katanya.

Menurut dia, portofolio investasi harus dievaluasi secara berkala, bisa setiap tahun sekali, enam bulan, atau tiap kuartal. Semakin panjang jangka waktu investasi, bisa lebih panjang interval dalam melakukan evaluasi. Sebaliknya, semakin pendek jangka waktu investasi, semakin sering pula harus dilakukan evaluasi.

Adapun tujuan dari evaluasi adalah untuk melakukan rebalancing portofolio investasi, yaitu menyesuaikan kembali produk-produk yang ada pada portofolio agar tetap sesuai dengan tujuan dan target investasi. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles