Thursday, January 23, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Pengamat: Peresmian Pembangkit Listrik Bukan Faktor Utama Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

journalist-avatar-top
By
Thursday, January 23, 2025 18:08
38
pengamat_peresmian_pembangkit_listrik_bukan_faktor_utama_capai_pertumbuhan_ekonomi_8_persen

Presiden Prabowo Subianto resmikan 26 pembangkit listrik. (f: ist/mistar)

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan peresmian pembangkit listrik dengan dana sebesar Rp72 triliun adalah upaya pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen selama lima tahun ke depan.

Menanggapi hal ini, pengamat ekonomi Kota Medan, Gunawan Benjamin, mengatakan peresmian ini merupakan kabar baik, karena distribusi listrik bisa disalurkan masyarakat.

Di sisi lain, lanjut Gunawan, kehadiran pembangkit listrik mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakat dan tanpa surplus yang tidak perlu. "Dengan kehadiran mesin ini, maka kebutuhan infrastruktur dasar seperti listrik akan menjadi jaminan program pembangunan ekonomi lainnya bisa dicapai," jelas Gunawan, Kamis (23/1/25).

Pembangkit listrik ini akan menjadi garansi ketersediaan listrik dalam setiap langkah pembangunan. "Tapi sebenarnya mesin pembangkit ini bukan satu-satunya jaminan ekonomi akan tumbuh 8 persen nantinya," ungkapnya.

Gunawan menambahkan, listrik hanya salah satu faktor pendukung, bukan penentu utama. "Banyak faktor yang menentukan, seperti investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat. Saat investasi tumbuh, maka kebutuhan listrik sudah tersedia. Akan menjadi nilai plus di mata investor meski bukan sepenuhnya mempengaruhi keputusan investasi pemodal," jelasnya.

Menurutnya, ada sejumlah langkah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan. "Tantangan perlambatan ekonomi global menjadi ganjalan pembangunan ekonomi di Indonesia juga perlu diminimalisir. Masih ada beberapa tantangan lain yang menghambat target pertumbuhan ekonomi Indonesia," lanjutnya.

Dengan pembangkit listrik ini, diharapkan satu per satu kebutuhan infrastruktur dasar sebagai pondasi ekonomi tersedia. "Ke depan saat investasi masuk, kita tidak lagi direpotkan dengan penyediaan infrastruktur dasar yang memakan biaya dan waktu yang lama untuk diwujudkan," pungkasnya. (amita/hm24)

journalist-avatar-bottomRedaktur Syahrial Siregar