Jakarta, MISTAR.ID
Prospek investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dinilai positif, sejalan dengan proyeksi permintaan global yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2029. Hal ini diharapkan dapat mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Hadi Ismoyo, praktisi migas, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan migas yang besar, dengan sekitar 128 cekungan, namun baru 20 cekungan yang berproduksi. Dari jumlah tersebut, hanya 8 cekungan yang siap untuk diproduksi, sedangkan 19 cekungan menunjukkan potensi hidrokarbon dan 68 cekungan belum dieksplorasi.
Hadi menekankan pentingnya keberanian dalam melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru. Dia juga menyoroti perlunya peningkatan kualitas basis data untuk eksplorasi serta pemasaran yang lebih baik kepada investor asing. Menurutnya, tanpa eksplorasi yang masif, produksi migas tidak akan berkelanjutan.
Baca Juga : Pertumbuhan Ekonomi hingga Akhir Tahun 2024 Diprediksi di Atas 5 Persen
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan regulasi terbaru tentang kontrak bagi hasil untuk meningkatkan daya tarik investasi. Peraturan ini memberikan kepastian bagi kontraktor dengan bagi hasil yang bisa mencapai 75-95%.
Selain itu, proyek infrastruktur seperti pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II juga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan ketahanan energi nasional.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa proyek ini tidak hanya akan memberikan dampak ekonomi langsung, tetapi juga berimplikasi jangka panjang untuk industri dan usaha kecil menengah di sepanjang jalur pipa. Proyek ini juga akan menambah sambungan jaringan gas kota secara signifikan. (mtr/hm24)
