Wednesday, April 16, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Dulu Viral Jualan Es, Kini Siswi MAN Sergai Lolos SNBP 2025

journalist-avatar-top
Selasa, 15 April 2025 11.46
dulu_viral_jualan_es_kini_siswi_man_sergai_lolos_snbp_2025

Aini Zahra, siswi MAN Sergai saat sedang membantu ayahnya berjualan es Oyen. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Di balik ramainya siswa-siswi yang berlalu-lalang di depan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), ada sebuah gerobak es Oyen tempat Aini Zahra, siswi kelas XII yang mengisi jam istirahat sekolah untuk membantu sang ayah berjualan.

Kisah Aini ini sempat viral di media sosial beberapa bulan lalu. Perjuangannya yang tulus dalam menuntut ilmu, sembari membantu orang tua mencari nafkah, menyentuh hati banyak orang.

Tak banyak yang menyangka, di tengah kesibukan dan keterbatasan ekonomi keluarganya, Aini justru mampu menorehkan prestasi. Tahun ini ia diterima di Universitas Negeri Medan (Unimed), jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn), jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Perjuangannya yang kembali berbuah manis bukan hanya karena ia berhasil masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur prestasi, tetapi juga karena membuktikan bahwa mimpi tak pernah mengenal batas.

Aini mengaku sempat ragu memilih jurusan itu, karena takut saingannya banyak. Tapi menurutnya, jurusan itulah yang paling sesuai dengan dirinya, dan ia harus mencoba.

“Kalau tidak lulus jalur SNBP, Aini akan coba lagi jalur SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes)," ucap siswi berusia 18 tahun itu, Selasa (15/4/2025).

Bukan tanpa alasan Aini menjatuhkan pilihan pada jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain ketertarikannya pada bidang tersebut, Aini juga memiliki segudang prestasi dan piagam yang mendukung minatnya itu.

Dikutip dari laman Kementerian Agama, beberapa prestasi yang sudah diukir Aini dalam bidang akademik, di antaranya juara 3 tingkat nasional mata pelajaran (mapel) PKN (Saintech.id), dan juara 2 Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mapel PKN (Saintech.id).

Kemudian meraih medali perunggu tingkat nasional mapel PKN (Sigma Sains Indonesia), medali perak tingkat nasional map Matematika (Jenius Competition), dan peserta PRESMAS Olimpiade Nasional (Kimia, Bahasa Indonesia, dan Fisika).

Tak hanya berprestasi di bidang akademik, bungsu dari dua bersaudara itu juga aktif dalam Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), ekstrakurikuler pramuka, dakwah dan karya ilmiah remaja.

Namun ternyata di balik itu semua, Aini memiliki kisah kelam. Tumbuh di lingkungan anak-anak dengan status ekonomi yang lebih baik darinya, membuat Aini kerap mendapatkan perundungan (bully) saat kecil.

Bully-an yang diterimanya selalu tentang status sosial, seperti pekerjaan orang tua. Hal itu sempat membuat Aini tumbuh menjadi remaja yang kurang percaya diri.

Namun perlahan, kisah kelamnya itu ia buat menjadi motivasi untuk terus berprestasi dan membanggakan orang tua.

Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Aini juga selalu menorehkan prestasi. Bahkan di tingkat MAN, ia meraih juara umum selama dua tahun berturut-turut.

Di tengah pencapaiannya itu, Aini tak lupa mengucap syukur dan terima kasih kepada para guru yang telah membersamainya selama ini.

Kepala MAN Sergai, Dr. Burhanuddin, pun turut menyampaikan apresiasinya bagi anak didiknya yang berhasil lulus jalur SNBP maupun Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN).

“Keberhasilan kalian membawa harum nama madrasah, gapai cita-cita kalian semampu yang bisa kalian lakukan dan tetap selalu jaga nama baik diri sendiri, keluarga dan madrasah kita,” katanya.

Salah seorang guru matematika MAN Sergai, Nurdiono, mengungkapkan kebanggaannya terhadap Aini.

“Selamat buat Aini dia layak lulus SNBP, anaknya penuh semangat, gigih dan selalu menjadi juara, jadi tidak ada kata tidak pantas untuknya, semoga disegerakan apa yang menjadi cita-citanya,” tuturnya.

Bagi Aini, keberhasilannya bukan hanya kemenangan pribadi. Ia menyimpan harapan besar untuk kedua orang tuanya, yang selama ini mendukungnya tanpa mengeluh, meski dalam kondisi ekonomi yang terbatas.

Aini berharap kelak mereka sudah memiliki rumah sendiri dan tidak lagi ngontrak. Ia yakin, dengan menempuh pendidikan setinggi-tingginya cita-citanya dapat tercapai. (susan/hm25)

REPORTER:

RELATED ARTICLES