Pemerintah Resmi Larang Impor Empat Komoditas Pangan Utama
Beras dari Vietnam masuk ke Indonesia. (f: ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Pemerintah secara resmi melarang impor empat komoditas pangan utama, yakni beras konsumsi, garam konsumsi, gula konsumsi, dan jagung, untuk pakan ternak. Larangan ini didasarkan pada proyeksi peningkatan produksi pangan domestik pada tahun mendatang.
Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Indra Wijayanto, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut diputuskan dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan.
Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan prediksi bahwa produksi pangan tahun 2025 akan meningkat, sementara stok pangan pada akhir 2024 dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga musim panen tiba.
“Stok beras di akhir tahun 2024 diperkirakan mencapai 8,1 juta ton, termasuk Cadangan Beras Pemerintah yang tersimpan di gudang Bulog sekitar 2 juta ton,” kata Indra, Jumat (17/1/24), dilansir dari Kompas.
Kementerian Pertanian memproyeksikan produksi gabah setara beras pada kuartal pertama 2025 akan mencapai sekitar 9 juta ton, dengan puncak panen raya diperkirakan berlangsung pada Maret 2025, bersamaan dengan bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri.
Selain itu, stok jagung di akhir tahun 2024 diprediksi mencapai 4,1 juta ton, sementara stok gula di gudang pabrik gula diperkirakan sebanyak 1,4 juta ton.
Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan bahwa stok garam rakyat pada akhir tahun lalu mencapai 836.000 ton, dengan estimasi produksi garam domestik tahun 2025 mencapai 2,25 juta ton. Produksi ini diproyeksikan mencakup sekitar 63 persen kebutuhan garam dalam negeri.
Menteri Koordinator Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa kebijakan larangan impor ini diharapkan mampu memperkuat upaya swasembada pangan nasional.
“Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan,” ujarnya.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan kapasitas petani melalui berbagai langkah strategis, termasuk penyuluhan, dukungan finansial, revisi regulasi, penyediaan bibit unggul, dan penguatan rantai pasok.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 10,05 juta hektare, dengan total produksi beras untuk konsumsi mencapai 30,34 juta ton.
Sementara itu, luas panen jagung diperkirakan meningkat 4,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 2,58 juta hektare, dengan produksi jagung diperkirakan mencapai 15,21 juta ton. (kompas/hm20)