Pedagang di Medan Keluhkan Kenaikan Harga Kelapa
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=64&q=75)
![pedagang_di_medan_keluhkan_kenaikan_harga_kelapa](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F10-02-2025%2Fpedagang_di_medan_keluhkan_kenaikan_harga_kelapa_2025-02-10_15-53-21_6502.jpg&w=1920&q=75)
Pedagang kelapa keluhkan harga yang naik tajam di Kota Medan (f:amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Harga kelapa di Kota Medan naik tajam sejak November 2024 lalu. Kenaikan harga ini menimbulkan keresahan penjual.
Penjual kelapa di Pasar Kampung Lalang, Tika (29), mengatakan saat ini harga kelapa berkisar Rp8.000 sampai Rp9.000 per buah.
"Paling besar saya jual Rp10.000 per buah itu kelapa saja. Kalau diparut tambahan biaya Rp2.000," katanya kepada Mistar.id, di Jalan Kelambir Lima, Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Senin (10/2/25).
Tika menjelaskan bahwa pada Pilkada 2024 lalu, kelapa paling kecil masih dijual seharga Rp5.000 per buah.
"Sejak banjir tahun lalu tepatnya Pilkada 2024, harganya mulai merangkak naik sampai hari ini tidak ada turun," tuturnya.
Kenaikan harga ini, menurut Tika membuat banyak pelanggannya yang mengeluh.
"Kalau ditanya apakah ada yang protes dengan harga kelapa ini, jelas banyak. Apalagi ketika tahun baru, banyak yang butuh tapi stoknya tidak ada, kalaupun ada harganya tinggi," ucapnya.
Ia merasa kesulitan menjual kelapa ketika harganya tinggi, "Bukan hanya penjual, tapi pembeli juga kesulitan. Susah segalanya," ujarnya.
Sambungnya, santan instan juga mengalami kenaikan yang cukup membuat masyarakat risau.
"Saya tidak jual santan instan, tapi saya tanya ke penjual di warung katanya harganya naik. Saya pikir karena tidak ada stok kelapa yang didistribusikan ke pabrik, makanya harganya mahal," katanya.
Sementara itu di Pasar Sei Sikambing, Surya Adrian Pahlevi (17), pedagang kelapa lainnya mengatakan saat ini masih ada kelapa yang ia jual seharga Rp5.000.
"Paling kecil yang Rp5.000 itu, jarang yang beli karena kalau diperas pun nanti santan yang didapat sedikit. Sementara yang paling besar saya jual Rp13.000 per buah," ucapnya.
Namun, jika kelapa diparut akan dikenakan biaya Rp1.000, begitu juga kelapa yang diperas.
"Kalau mereka bawa kelapa sendiri, mau diparut dan diperas, saya kenakan harga Rp3.000 per buah. Tapi, kalau mau parut saja, harganya hanya Rp1.000," tuturnya.
Surya juga mengakui, harga kelapa mulai merangkak naik sejak Pilkada 2024 lalu dan tak kunjung turun hingga saat ini.
"Pusing lihat harga kelapa yang naik, distribusi ke pembeli agak susah. Mereka lebih suka yang besar tapi harga murah, sementara sudah tidak bisa lagi dijual murah," ujarnya. (amita/hm25)
![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=256&q=75)