Tuesday, February 11, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Ekosistem Karbon Biru Padang Lamun Siap Diperdagangkan

journalist-avatar-top
By
Monday, February 10, 2025 15:14
55
ekosistem_karbon_biru_padang_lamun_siap_diperdagangkan

Karbon Biru. (f: ist/mistar)

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa padang lamun kini menjadi salah satu ekosistem karbon biru yang siap diperdagangkan.

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K) KKP, Muhammad Yusuf, mengatakan bahwa Indonesia memiliki sekitar 1,8 juta hektare padang lamun yang saat ini tengah menjalani tahap akhir validasi pemetaan.

“Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan potensi lamun dalam perdagangan karbon,” kata Yusuf, dilansir dari Antara, Senin (10/2/25).

Menurut Yusuf, padang lamun memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan karbon lebih banyak dibandingkan hutan tropis. Hal ini menjadikannya aset penting dalam upaya pengurangan emisi karbon di sektor kelautan.

Selain padang lamun, sektor perikanan juga memiliki potensi dalam perdagangan karbon, khususnya melalui program penangkapan ikan terukur. Program ini dapat mengurangi emisi dengan meningkatkan efisiensi kapal-kapal perikanan.

"Tentunya tidak hanya lamun, perikanan tangkap dan budidaya yang dijalankan secara berkelanjutan juga dapat dikonversi dalam perdagangan karbon," ucap Yusuf.

Regulasi dan Mekanisme Perdagangan Karbon Sektor Kelautan

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2025 sebagai dasar hukum penyelenggaraan nilai ekonomi karbon di sektor kelautan. Regulasi ini memungkinkan kementerian, pemerintah daerah, pelaku usaha, hingga masyarakat untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon.

Terdapat dua mekanisme utama dalam penyelenggaraan nilai ekonomi karbon, yaitu:

  1. Perdagangan karbon, di mana kredit karbon dapat diperjualbelikan.
  2. Pembayaran berbasis kinerja, di mana insentif diberikan berdasarkan pencapaian pengurangan emisi.

KKP juga tengah menyiapkan sistem informasi yang akan memfasilitasi perdagangan karbon berbasis ekosistem laut.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo, menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam strategi karbon biru, khususnya melalui ekosistem padang lamun dan mangrove.

“Ekosistem lamun di Indonesia diperkirakan mampu menyerap 790 juta ton karbon dioksida, dengan nilai ekonomi sekitar 35 miliar dolar AS,” kata Victor belum lama ini.

Untuk ekosistem mangrove yang mencakup sekitar 3,36 juta hektare, mampu menyerap 11 miliar ton karbon dioksida, dengan nilai ekonomi mencapai 66 miliar dolar AS. (antara/hm20)


journalist-avatar-bottomRedaktur Elfa Harahap

RELATED ARTICLES