23 C
New York
Friday, July 5, 2024

Mobil Listrik Picu Ketegangan Hubungan Uni Eropa dan China

Brussel, MISTAR.ID

Sektor mobil listrik (EV) menjadi pemicu ketegangan hubungan antara Uni Eropa (UE) dengan China.

Jumat (5/7/24), UE bakal menerapkan tarif dari 17,4 sampai 37,6% untuk impor EV produksi Negeri Tirai Bambu. Di dokumen resmi itu, dijelaskan tindakan itu untuk mencegah apa tudingan Presiden UE, Ursula von der Leyen yang menyatakan EV murah buatan China dibuat dengan subsidi Beijing.

Hanya penerapan tarif itu masih bersifat sementara. Pembahasan intensif diperkirakan akan diteruskan antara kedua belah pihak, sebab China mengultimatum akan membalas dalam skala besar.

Baca juga:China Meradang, AS Tuding Mobil Listrik Jadi Ancaman Keamanan Data

“Kami bakal mengambil seluruh aksi yang dibutuhkan agar melindungi kepentingan China,” sebut Pemerintah China dilansir Reuters, seraya menuturkan, pihaknya bisa melakukan pembatasan atas produk UE seperti cognac atau daging babi di Beijing.

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perdagangan (Kemendag) China, He Yadong menyatakan, kedua belah pihak sejauh ini sudah melakukan sejumlah  putaran pembicaraan teknis terkait tarif mengenai masalah itu.

Ketegangan di bidang perdagangan EV itu sebelumnya terjadi usai 3 pabrikan China, BYD, SAIC, dan Geely menampik bermitra dalam penyelidikan perdagangan Eropa. Brussels menuding ketiganya disubsidi negara, sehingga menyebabkan pabrikan Benua Biru kalah saing di daerah sendiri.

Baca juga:Mencoba Interior Mobil Listrik Suzuki eVX di JMS 2023

Disampaikan Kepala Perdagangan UE, Valdis Dombrovskis diskusi masih berlangsung antara pihaknya dengan Beijing. Hanya penilaiannya, langkah ini telah berdasarkan cerminan kondisi pasar.

“Pembahasan dengan China tengah berlangsung dan jika jalan keluar yang saling menguntungkan muncul, kita juga bisa mendapati trik agar tidak menerapkan tarif pada akhirnya,” ucap Dombrovskis.

Pendiri konsultan Sino Auto Insights, Tu Le mengatakan, produsen China harus secepatnya memutuskan apakah bakal mengurangi tarif dan biaya produksi atau menaikkan harga untuk menutupi biaya baru.

Baca juga:Japan Mobility Show 2023 Dibuka, Mobil Listrik Jepang Menjadi Perhatian

“Produsen mobil China mau memperluas penjualan mereka di luar negeri, sebab perang harga lokal mulai berdampak buruk,” sebut Tu.

Sementara produsen mobil terbesar di Eropa, Volkswagen membuka bahan diskusi baru dengan cepat memprotes keputusan ini. Mereka beralasan itu bisa memantik serangan balik dari China, yang menjadi salah satu pasar terbesar pabrikan tersebut.

“Efek negatif dari keputusan ini lebih besar daripada kegunaannya terhadap industri otomotif Eropa, dan khususnya Jerman,” ujar juru bicara Volkswagen melalui pernyataannya. (cnn/hm16)

Related Articles

Latest Articles