12.8 C
New York
Sunday, September 8, 2024

Jokowi Sebut Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah

Jakarta, MISTAR.ID

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan jika tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah, sehingga menjadi sasaran empuk kejahatan dan penipuan digital.

“Literasi keuangan kita masih rendah. Seingat saya kurang lebih 50 persen. Masyarakat masih rentan mengalami risiko penipuan dan kejahatan digital,” kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia 2024 di JCC, Jakarta, Kamis (1/8/24).

Jokowi menginstruksikan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat perlindungan masyarakat dalam sektor ekonomi digital.

“Jangan sampai rakyat kecil menjadi pihak yang dirugikan,” tegasnya, seperti dilansir dari CNN Indonesia.

Presiden juga menekankan pentingnya sistem perlindungan konsumen yang solid dan memberikan kepastian keamanan data.

Baca juga: Sepanjang 2023 Ditemukan 2 Bank Indonesia Bangkrut

“Keamanan data menjadi hal yang sangat penting. Kita harus mengedepankan backup atau cadangan data berlapis ke depan,” ujarnya.

Jokowi mengingatkan bahwa pengamanan data yang baik harus menjadi pengalaman berharga untuk masa depan.

Menurut survei OJK, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia pada 2022 baru mencapai 49,68 persen. Sementara tingkat inklusi keuangan mencapai 85,10 persen, meningkat dari 76,19 persen pada 2019.

“Secara umum di Indonesia, inklusi itu lebih tinggi dari literasi, artinya lebih banyak orang yang menggunakan produk keuangan daripada yang memahami,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. (cnn/hm20)

Related Articles

Latest Articles