Medan, MISTAR.ID
Pasar keuangan di tanah air masih belum akan lepas dari tekanan, seiring ada banyak sejumlah agenda ekonomi penting selama sepekan ke depan. Salah satu agenda besar yang akan dinanti pelaku pasar adalah kebijakan suku bunga acuan yang akan diambil oleh bank sentral AS atau The FED.
“Sejauh ini pelaku pasar memperkirakan bunga acuan The FED akan naik sebesar 50 basis poin nantinya. Suku bunga acuan The FED akan berada di level 4,5%. Namun, bukan hanya kenaikan bunga acuan tersebut yang menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Proyeksi ekonomi oleh FOMC dan konferensi pers The FED turut akan menentukan pergerakan pasar kedepan,” kata Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, Senin (12/12/22).
Amatannya, agenda ekonomi penting tersebut akan diambil pada hari Kamis mendatang, sehingga baru akan memberikan pergerakan kinerja yang cukup besar bagi pasar keuangan domestik menjelang akhir pekan nantinya.
Baca juga:Pekan Ini, Pasar Keuangan dan Emas Belum Banyak Berubah
“Namun, menjelang perdagangan akhir pekan tersebut, sejumlah data penting seperti PDB, Ketenagakerjaan hingga inflasi di beberapa negara Eropa akan turut menggerakan pasar keuangan di tanah air. Sejauh ini ekspektasi dari kenaikan laju inflasi, pertumbuhan ekonomi di Jerman dan Inggris diperkirakan akan membaik,” sebut Dosen UISU ini.
Disisi lain, inflasi di AS yang diperkirakan akan memburuk meskipun nantinya akan membaik kembali. Sementara itu, dari tanah air akan ada rilis data penjualan mobil dan kendaraan bermotor, ditambah dengan rilis neraca perdagangan yang akan lebih kecil dari realisasi sebelumnya Rp5,67.miliar.
Menurut Gunawan Benjamin, meskipun tetap surplus, namun potensi surplus yang mengecil diproyeksikan akan terjadi pada bulan November. Baik laju impor dan ekspor diproyeksikan mengalami penurunan sehingga surplus neraca perdagangan mengecil.
Baca juga:Pasar Keuangan Diperkirakan Menguat Pekan Ini
“Nah, terkait dengan hal itu semua, saya memperkirakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rawan terkoreksi, dengan posisi support ada di level 6.600. Sementara untuk mata uang rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 15.500 hingga 15.650 per US Dolar,” terangnya.
Sementara, untuk harga emas, masih akan berkonsolidasi dikisaran $1.800 per ons troy.
Fluktuasi pada kinerja pasar keuangan selama sepekan kedepan akan meningkat tajam, sebelum akhirnya akan diperdagangkan sideways hingga penutupan akhir tahun 2022 ini. Dan, kinerja pasar keuangan sendiri masih diselimuti ketidakpastian,” pungkasnya. (anita/hm06)