9.3 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Harga Naik, Pemerintah Andalkan Impor Perkuat Cadangan Beras

Jakarta, MISTAR.ID

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebutkan, Pemerintah Indonesia berupaya memperkuat stabilitas pangan untuk mengendalikan laju inflasi.

Salah satu penyumbang inflasi terbesar sebesar 2,28 persen year-on-year (yoy) yang tercatat pada September adalah beras. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kenaikan harga, pemerintah segera memenuhi kebutuhan pasokan melalui impor beras.

“Inflasi harga komponen volatil food (VF) juga terus mengalami tren peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan harga beras akibat dampak El Nino,” kata Kacaribu  pada Selasa (3/10/23) di Jakarta.

Baca juga:Antisipasi Kenaikan Harga Imbas El Nino, Pemerintah Batasi Pembelian Beras di Toko Ritel

Presiden, lanjutnya, telah menginstruksikan impor beras ditingkatkan sebanyak satu juta ton untuk memperkuat cadangan beras nasional.

Inflasi harga volatil pada bulan September tercatat sebesar 3,62 persen yoy, naik dari 2,42 persen yoy pada bulan Agustus.

Selain menjaga pasokan beras, pemerintah juga melakukan upaya lain untuk menjaga stabilitas pangan seperti operasi pasar dan penyediaan pangan murah di berbagai daerah.

Baca juga:Siap-siap! Pemerintah Bakal Salurkan Banpang Beras Tahap III, Cek Tanggalnya di Sini

Program bantuan pangan nontunai yang dimulai bulan ini juga diharapkan mampu menjaga daya beli masyarakat dan menahan kenaikan harga pangan.

Meski beras memberikan kontribusi yang besar terhadap inflasi bulan September, namun laju inflasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan bulan Agustus yang mencapai 3,27 persen yoy.

Penurunan tersebut didorong oleh perlambatan inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (AP) dan inflasi inti.

Baca juga:Pengaruh El Nino, Produksi Beras Berkurang Hingga Akhir Tahun

Inflasi komponen AP mengalami penurunan tajam seiring berakhirnya base effect penyesuaian harga BBM pada September 2022.

Meski demikian, pemerintah akan tetap mewaspadai tekanan terhadap harga BBM nonsubsidi seiring dengan tren kenaikan harga minyak mentah dunia yang terjadi saat ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan sebesar 2,28 persen pada September 2023. Sementara itu, angka inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,19 persen dan inflasi year-to-date (ytd) sebesar 1,63 persen.(antara/hm17)

 

Related Articles

Latest Articles