11.1 C
New York
Sunday, April 28, 2024

BI Sumut Susun Formasi Kebijakan untuk Kendalikan Inflasi

Medan, MISTAR.ID

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpwbi) Provinsi Sumatera Utara bersama Pemprovsu terus berkoordinasi guna mengevaluasi perkembangan perekonomian Sumut triwulan I-2022. Serta menyusun formulasi kebijakan yang tepat dalam upaya mengendalikan inflasi dan memacu laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.

“Beberapa fokus program telah ditetapkan dalam rangka mendukung akselerasi ekonomi dan pengendalian inflasi di Sumatera Utara di tengah tantangan yang terus berlanjut,” sebut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Ibrahim pada wartawan, Senin (27/6/22) sore.

Adapun untuk fokus ini di delapan program pengendalian inflasi dan akselerasi ekonomi Sumut yakni yang pertama meningkatkan produktivitas hortikultura dan perkebunan dengan pembelian bibit dan sarana produksi.

Baca juga: Jaga Inflasi Jelang Idul Adha, Afifi Minta Tiga Komoditas Ini Jadi Perhatian

“Kedua meningkatkan produksi peternakan dengan penambahan luas peternakan. Ketiga meningkatkan saprodi pertanian dengan pengembangan produksi pupuk organik dan prasarana pertanian. Keempat meningkatkan IKM melalui fasilitasi sarana dan prasarana produksi serta bantuan pemasaran atau optimalisasi penggunaan produk di instansi pemerintah,” urainya.

Kelima meningkatkan ekonomi digital dengan fasilitasi kurasi UMKM masuk ke e-commerce dan peningkatan e-catalog lokal untuk optimalisasi. Keenam meningkatkan pembiayaan UMKM melalui peningkatan akses KUR, akses asuransi, serta pendirian PT Jamkrida Sumut. Ketujuh meningkatkan industri pariwisata melalui promosi wisata Sumatera Utara. Dan kedelapan meningkatkan ekspor melalui pelatihan UMKM/IKM untuk Go Ekspor.

“Namun kita juga punya empat tantangan di tahun 2022 hingga 2023 yakni yang pertama perekonomian masih dipenuhi ketidakpastian dan ketidakstabilan kenaikan harga BBM, pangan dan kelangkaan pupuk sehingga perlu dipersiapkan kemandirian dan ketahanan pangan,” ujarnya.

Baca juga: Permintaan Tinggi Usai Lebaran, Harga Ayam Broiler Picu Inflasi di Siantar

Kedua terjadinya disrupsi ekonomi dari ekonomi konvensional ke ekonomi digital yang mengubah cara masyarakat berproduksi dan mengkonsumsi membuat banyak usaha harus melakukan adaptasi kepada ekonomi digital.

“Ketiga perekonomian Sumatera Utara masih didominasi sektor pertanian yakni 22%, sementara provinsi lain sudah didominasi sektor industri pengolahan, sehingga perlu dilakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dengan basis industri pengolahan,” ujarnya.

Keempat pelaku ekonomi masih didominasi UMKM yang jumlahnya sekitar 98% namun SDM dan produktivitas sangat rendah, sehingga perlu mendorong peningkatan produktivitas dan pemberdayaan petani/UKM naik kelas/korporatisasi. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles