23.1 C
New York
Tuesday, June 25, 2024

Banyak Agenda Penting, Rupiah dan IHSG Melemah di Awal Pekan

Medan, MISTAR.ID

Data ketenagakerjaan AS (NFP / Non Farm Payroll) di akhir pekan kemarin kian membuktikan bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) masih cukup kuat, sehingga memudarkan ekspektasi penurunan bunga acuan.

Dan di pekan ini, fokus perhatian pasar akan tertuju pada rilis data inflasi inti maupun inflasi secara umum di AS. Sejauh ini inflasi inti diproyeksikan akan lebih melandai di bulan mei (3,5%), dan akan relatif stabil untuk inflasi umum yang diproyeksikan 3,4%.

“Bakal ada kebijakan penetapan bunga acuan oleh Bank Sentral AS. Ada pidato terkait dengan kondisi ekonomi oleh The FED. Dan ada banyak agenda ekonomi lainnya. Namun, saya mengkuatirkan bahwa dengan rilis data ekonomi AS yang sebelumnya menunjukan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, maka proyeksi pemangkasan suku bunga akan kembali berubah,” kata Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (10/6/24).

Baca juga: Kinerja Rupiah dan IHSG Lanjutkan Tren Kenaikan di Akhir Pekan

Lanjutnya, spekulasi akan mengarah kepada kemungkinan pemangkasan bunga acuan pada bulan September, atau bahkan tidak mengalami penurunan bunga acuan di tahun ini. Sedangkan mata uang Rupiah yang berpeluang untuk mengalami kerugian terlebih dahulu.

“Pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah indikator dari ekonomi AS menunjukan adanya kenaikan pada imbal hasil US Treasury dan USD Index. Sebut saja pada perdagangan pagi ini. Rupiah kembali ditransaksikan melemah di kisaran level 16.285 per US Dollar. Jika rilis data inflasi AS serta The FED memberikan sinyal pemulihan ekonomi. Rupiah masih akan mengalami tekanan dan berkonsolidasi di kisaran 16.300 per US Dollar di pekan ini,” terangnya.

Sementara itu, IHSG dibuka menguat di level 6.906. Namun sayang IHSG justru berbalik melemah di kisaran level 6.882 (09.05 WIB). Kinerja IHSG dikuatirkan tidak akan seirama dengan bursa di Asia yang bergerak mixed di awal pekan ini.

Related Articles

Latest Articles