28.8 C
New York
Tuesday, June 25, 2024

Akhir Pekan, Tekanan Pasar Keuangan di Tanah Air Berlanjut

Medan, MISTAR.ID

Data rilis pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) secara kuartalan pada kuartal pertama 2024 menunjukan kinerja perlambatan. Ekonomi AS hanya tumbuh 1,6%, yang bisa diterjemahkan bahwa inflasi di AS masih berpeluang untuk naik.

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengatakan, karena mendorong laju pertumbuhan selalu kerap diiringi dengan kenaikan laju tekanan inflasi, maka data tersebut memberikan sinyal bahwa kemungkinan penurunan bunga acuan kian jauh dari harapan pasar.

“Bahkan bursa di AS melemah meskipun sebagian besar bursa di Asia diperdagangkan di zona hijau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri ditransaksikan di zona merah pada pembukaan perdagangan. IHSG dibuka melemah di level 7.140, dimana tekanan pada IHSG sendiri masih berlangsung sejauh ini. IHSG kembali bergerak anomali dibandingkan dengan banyak kinerja bursa di Asia lainnya,” ujarnya, Jumat (26/4/24).

Di sisi lain, mata uang Rupiah juga tidak dintungkan dengan rilis data PDB AS tersebut. Data itu telah mendorong kenaikan Imbal hasil US Treasury 10 Tahun di atas 4.7%.

Baca Juga : Jelang Rilis Data Inflasi AS, Pasar Keuangan Berpeluang Terkoreksi

Mata uang Rupiah juga kembali melemah di kisaran level 16.205 pada sesi perdagangan pagi ini. Rupiah tertekan oleh kinerja mata uang US Dolar yang diuntungkan dari memburuknya data pertumbuhan ekonomi AS.

“Dan di akhir pekan ini AS akan kembali mempublikasikan laju tekanan inflasi sebagai penentuan bagaimana kinerja pasar keuangan selanjutnya. Seiring dengan tekanan yang terjadi di pasar keuangan tanah air pada hari ini. Harga emas dunia ditransaksikan relatif menguat dikisaran $2.335 per ons troynya,” pungkasnya. (anita/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles