Friday, February 7, 2025
logo-mistar
Union
EDUKASI

SMAN 1 Dolok Masihul Raih Nilai Tertinggi CCSCC

journalist-avatar-top
By
Friday, February 7, 2025 20:33
84
sman_1_dolok_masihul_raih_nilai_tertinggi_ccscc

SMAN 1 Dolmas raih nilai tertinggi pada CCSCC. (f:ist/mistar)

Indocafe

Medan, MISTAR.ID

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Dolok Masihul peroleh nilai tertinggi 82,4 dalam Climate Change School Challenge Contest (CCSCC).

Kontes tersebut diikuti oleh 66 sekolah setingkat SLTA dari seluruh Indonesia. Hadiah yang diberikan senilai Rp5 juta untuk modal kerja wujudkan gagasan proyek kecil di sekolah upaya mengatasi perubahan iklim.

Dalam kontes ini, SMAN 1 Dolmas mengusung judul "One Tumbler One Tree: Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Botol Minum”.

"Isu global yang menjadi ancaman terbesar bagi makhluk hidup adalah perubahan iklim," kata Kepala Sekolah SMAN 1 Dolok Masihul, Gundur Pulungan, Jumat (7/2/25).

Melalui lomba ini, Gundur berharap generasi muda bisa menemukan solusi untuk meminimalisir dampak perubahan iklim.

"Saya mengajak siswa/siswi SMA Negeri 1 Dolok Masihul, berperan aktif melestarikan lingkungan hidup dan berupaya mengurangi emisi karbon agar keberlangsungan hidup terus berlanjut," ujarnya.

Selain SMAN 1 Dolok Masihul, SMA Negeri 1 Serbajadi juga mendapat penghargaan dan mengusung judul “Pertanian Vertikultur, Solusi Pemanfaatan Sampah Menjadi Kompos dan Pemanfaatan Lahan Sempit di SMAN 1 Serbajadi”.

Kepala sekolah SMAN 1 Serbajadi, Elimanson Saragih, menyampaikan perubahan iklim global menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama.

"Harapannya, lomba ini bisa menginspirasi generasi muda untuk lebih peduli, kreatif, inovatif, dan proaktif dalam menghadapi masalah perubahan iklim," tuturnya.

Kemudian, Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Wilayah 3 Dinas Pendidikan Provinsi Tebing Tinggi, Oloan Nasution, menyampaikan perubahan iklim merupakan isu dunia.

"Terima kasih kedua sekolah, BITRA Indonesia, dan lembaga kolaborasi atas penyelenggaraan lomba ini. Sekolah harus mendukung tim yang sudah menang di tahap ini," ucapnya.

Oloan berharap tahap berikutnya, dapat diinformasikan perkembangannya.

"Harapannya bisa lanjut dan terus maju hingga tahap internasional. Dinas berharap dapat bekerja sama BITRA, terutama pada sekolah-sekolah di kota yang kontribusi karbonnya tinggi," ujar Oloan.

Direktur BITRA Indonesia, Rusdiana Adi, mengatakan dampak yang luas dari perubahan iklim akan mengakibatkan ancaman serius bagi generasi baru.

"Maka sangat penting mendisiminasikan pemahaman dampak perubahan iklim kepada generasi muda, agar terlatih melakukan mitigasi, adaptasi, resiliensi, dan menggagas solusi menghentikan perubahan iklim," kata Diana.

Menurut Diana, generasi Z dan Milenial menjadi kunci transisi energi menuju net-zero emission hingga 2060.

"Diharapkan juga aktif mengurangi gas rumah kaca (GRK), mendukung transisi energi, dan menciptakan solusi inovatif," ucapnya. (amita/hm25)

journalist-avatar-bottomRedaktur Anita

RELATED ARTICLES