Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
EDUKASI

Siswa Meninggal Usai Dihukum Squat Jump, FSGI Desak Pelatihan Pengendalian Emosi bagi Guru

journalist-avatar-top
By
Wednesday, October 2, 2024 08:17
18
siswa_meninggal_usai_dihukum_squat_jump_fsgi_desak_pelatihan_pengendalian_emosi_bagi_guru

siswa meninggal usai dihukum squat jump fsgi desak pelatihan pengendalian emosi bagi guru

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, menyampaikan pentingnya pelatihan bagi guru untuk mengontrol emosi saat menghadapi perilaku siswa.

Pernyataan ini muncul menyusul insiden di mana seorang guru menghukum siswanya dengan squat jump sebanyak 100 kali dan melempar kayu berpaku, yang berujung pada kematian seorang siswa.

“FSGI mendorong adanya pelatihan bagi para pendidik untuk mengontrol emosi saat menghadapi perilaku peserta didik yang tidak tepat,” kata Retno dalam keterangan tertulis pada Senin (30/9/24) seperti dilansir Kompas.

Ia menekankan bahwa hukuman fisik seperti squat jump berlebihan dan pelemparan benda berbahaya dapat mengancam keselamatan nyawa siswa, dan oleh karena itu sangat tidak layak digunakan sebagai bentuk pendisiplinan.

Baca juga: Keperluan Otopsi, Makam Siswa SMP Negeri 1 STM Hilir Diekshumasi

Retno juga menggarisbawahi perlunya pelatihan khusus untuk guru dalam menghadapi beragamnya perilaku siswa. Ia mengatakan bahwa hukuman fisik yang diberikan oleh guru dapat berdampak fatal, seperti yang terjadi dalam kasus ini.

“Hukuman squat jump 100 kali dan melempar kayu berpaku kepada santri ternyata mengakibatkan korban jiwa. Peserta didik meninggal dunia,” ujarnya.

Seperti diketahui, seorang guru SMP Negeri 1 STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, berinisial SW, merasa sangat bersalah setelah muridnya, RSS (14), meninggal dunia akibat hukuman squat jump sebanyak 100 kali yang ia berikan.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Muriadi, mengatakan bahwa SW, yang baru mengajar pendidikan agama Kristen sejak Januari 2024, dalam kondisi sangat terpukul dan merasa bersalah atas kejadian ini. (mtr/hm25)

 

journalist-avatar-bottomAnita Sinuhaji