Jakarta, MISTAR.ID
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, enam warga di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, meninggal dunia akibat diare. Awalnya karena kelaparan yang membuat mereka mengonsumsi umbi busuk.
Warga di Kecamatan Agandugume, Lambewi, dan Oneri di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, menghadapi kelaparan akibat kekeringan yang berujung gagal panen.
Effendy mengatakan, kekeringan dan cuaca dingin telah menyebabkan ubi tanaman utama di wilayah itu membusuk, memaksa penduduk setempat untuk memakan umbi busuk.
Baca juga:Â Rakor Dampak Penanggulangan El Nino di Sumut, Mentan SYL Tersinggung Papua Disebut Kelaparan
Menteri mengaku geram dengan pernyataan enam warga di Papua Tengah meninggal dunia karena diare. Namun, kenyataan di lapangan mereka meninggal karena diare karena tidak punya pilihan lain selain memakan umbi busuk.
Effendy mengatakan, pemerintah sedang mencari solusi untuk mengidentifikasi jenis umbi-umbian yang mampu bertahan dalam cuaca ekstrim agar ketersediaan pangan di Kabupaten Puncak dapat terjaga dalam segala kondisi.
Indonesia diperkirakan akan mengalami musim kemarau yang parah akibat dampak fenomena El Nino tahun ini, kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca juga;Â Antisipasi El Nino, Pemerintah Siagakan 2,2 Juta Ton Stok Beras
Badan tersebut memperkirakan puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada Agustus hingga September, dengan beberapa daerah menghadapi kekeringan ekstrem akibat pola cuaca El Nino.
Puncak terletak di dekat gunung tertinggi di Indonesia, Puncak Jaya, satu-satunya tempat di mana salju turun di negara ini. Kekeringan telah mempengaruhi kehidupan sekitar empat ribu keluarga di Kabupaten Puncak. Pemerintah telah menyalurkan bantuan secara bertahap ke tiga kecamatan yang terkena dampak.
Pemerintah juga berencana membangun gudang logistik di Kecamatan Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, untuk mengantisipasi kekurangan pangan akibat kekeringan.(antara/hm17)
