8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Imbas Kedelai Naik, Perajin Tempe Terpaksa Perkecil Ukuran

Medan, MISTAR.ID

Imbas dari kenaikan kedelai yang terus terjadi belakangan ini membuat perajin tempe dan tahu mengeluh. Selain harus mengakali ukuran semakin kecil, penjualan juga menurun drastis.

Seperti yang disampaikan Apt Adhe Putri Laviningsih, selaku owner Rumah Tempe Istimewa yang berada di Jalan Pintu Air IV Gang Nabar, Rabu (23/11/22).

“Dampaknya sangat besar. Akibat kedelai naik, tempe semakin kecil dan pembeli pada mengeluh juga karena tempe semakin kecil. Bahkan penjualan juga semakin sedikit (menurun) karena produksi kita turunkan,” kata Adhe.

Baca Juga:Reformasi Peternakan Babi di China Picu Mahalnya Tahu dan Tempe

Disebutkannya, terakhir membeli kedelai seharga Rp14.200 per kg. Padahal sebelum-sebelumnya masih sempat merasakan harga sekitar Rp6.000 per kg.

“Nah, harga naik terus hingga sekarang tembus Rp14.200 per kg. Malah dari distributor kedelai kabarnya masih akan naik lagi,” keluhnya.

Diungkapkan Adhe, sebelum naiknya harga kedelai pabrik bisa menghabiskan 800 kg kedelai perharinya. Bahkan pernah juga sampai 1.000 kg. “Kalau sekarang hanya 250 kg perhari, terkadang juga hanya 200 kg. Karena harga kedelai naiknya juga ngeri sekali. Lebih dari 2 kali lipat,” imbuhnya.

Untuk pemasaran tempe, Adhe menuturkan hanya di wilayah Medan saja di pagi hari, seperti ke Pasar Cemara, Pasar MMTC, Pasar Induk, Brayan, Sei Sikambing, Sentral, dan Simpang Limun. Harga yang ditawarkan saat ini mulai dari Rp700 hingga Rp4.500.

“Itu harga dari pabrik kita ya. Kalau di pasar pedagang biasanya menjual Rp1.000 hingga Rp5.000,” ucapnya.

Baca Juga:Pengerajin Tahu dan Tempe di Madina Kurangi Produksi

Selain tahu, pihaknya juga ada menjual tahu namun berbeda yang memproduksi. Pihaknya hanya bagian mengemas saja. Adhe juga mengungkapkan kedelai yang naik selain berdampak pada produksi tempe. Juga berpengaruh pada produksi tahu.

“Kalau sekarang per papannya sudah Rp35.000. Kalau di kita jualnya perbungkus dengan harga Rp1.000 hingga Rp4.000 per bungkusnya. Ada yang isi 3 dan ada yang isi 10 potong. Ukuran juga jadi mengecil ya. Untuk itu, kami berharap harga kedelai bisa turun,” terangnya.

Begitupun Adhe bersyukur dimasa seperti ini tidak ada melakukan pengurangan karyawan.

Terpisah, salah satu perajin tempe yang memasarkan produksinya di Pasar Kemiri Simpang Limun Medan, bernama Rahman mengeluhkan juga kenaikan harga kedelai ini. Menurutnya kenaikan harga kedelai berimbas pada ukuran atau bentuk tempe.

“Banyak pedagang yang ngeluh juga kenapa semakin kecil. Saya jawablah harga kedelai naik. Mau gak mau harga gak naik tapi ukuran dikecilkan,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles