19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Ilmuwan Temukan Teks Alkitab yang Hilang 1.500 Tahun Lalu

Austria, MISTAR.ID

Seorang ilmuwan menemukan bagian yang hilang dari teks alkitabiah sekitar 1.500 tahun, setelah awalnya ditulis. Temuan ini ditulis dalam jurnal New Testament Studies, Medievalist Grigory Kessel dari Austria Academy of Sciences (Oeaw atau Osterreichische Akademie der Wissenschaften).

Dilansir dari Popular Mechanics, teks yang hilang itu tersembunyi di bawah tiga lapisan teks, dan diklaim sebagai salah satu terjemahan Injil yang paling awal.

“Bab yang sudah lama tersembunyi itu, yakni interpretasi Matius Bab 12, yang awalnya diterjemahkan sebagai bagian dari apa yang dikenal sebagai terjemahan Syria lama sekitar 1.500 tahun yang lalu,” tulis laman itu, dikutip Sabtu (29/4/23).

Baca Juga: Pustaha Laklak, Buku Sakti Suku Batak yang Sedang Diteliti Ilmuwan Eropa

Dokumen seperti ini, di mana satu lapisan teks menyembunyikan sisa-sisa yang dihapus dari yang lain, disebut palimpsest. Temuan Kessel adalah palimpsest ganda, karena perkamen kemudian digunakan untuk ketiga kalinya.

“Sampai baru-baru ini, hanya dua manuskrip yang diketahui mengandung terjemahan Syria lama dari Injil,” jelasnya.

Dari dua manuskrip itu, satu berada di Perpustakaan Inggris London dan yang lainnya di Biara St Catherine, Gunung Sinai. Dalam apa Dikenal sebagai Proyek Sinai Palimpsests, sebuah naskah ketiga baru-baru ini digali.

Baca Juga: Ilmuwan Inggris Klaim Pecahkan Misteri Foto UFO

Temuan ini merupakan yang keempat, sebuah terjemahan dari teks abad ke-3 yang kemungkinan disalin pada abad ke-6. “Perkamen itu bertempat di Perpustakaan Vatikan,” sambungnya.

Grigory Kessel telah membuat penemuan besar berkat pengetahuannya yang mendalam tentang teks-teks Syria dan karakteristik naskah lama.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Terowongan Menuju Makam Cleopatra

Sementara fragmen-fragmen teks Perjanjian Baru berasal dari tulisan-tulisan asli dari abad ke-3. Naskah lengkap tertua yang diketahui dari Perjanjian Baru ini adalah kodeks Yunani Sinaiticus, bertanggal abad ke-6.

Oeaw mengatakan, terjemahan Syria dapat berasal dari sebelum abad ke-6, tetapi sebagian besar ditemukan di palimpsests, dan diawetkan di lapisan perkamen yang dihapus.

“Penemuan ini terbukti, betapa produktif dan pentingnya interaksi antara teknologi digital modern dan penelitian dasar dapat terjadi ketika berhadapan dengan naskah abad pertengahan,” pungkasnya.(sindo/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles