5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Dukung Restrukturisasi Utang, Menlu India Kunjungi Sri Lanka

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri luar negeri India tiba di Kolombo pada Kamis (19/1/23) menyusul dukungan negaranya kepada Sri Lanka untuk pinjaman Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund /IMF) senilai US$2,9 miliar dan meninggalkan China sebagai kreditur utama terakhir dan menyetujui rencana restrukturisasi utang.

India telah mengatakan kepada pemberi pinjaman global IMF, bahwa mereka sangat mendukung rencana restrukturisasi utang Sri Lanka, dimana Kolombo berutang sekira US$1 miliar kepada tetangga terdekatnya itu.

Tetapi Sri Lanka membutuhkan dukungan lebih, baik dari China maupun India selaku pemberi pinjaman bilateral terbesarnya, untuk mencapai kesepakatan akhir dengan IMF untuk membantu negara berpenduduk hampir 22 juta orang itu keluar dari krisis keuangan terburuk dalam tujuh dasawarsa.

Baca Juga:India Siap Kerahkan 120 Rudal Balistik Dekat China dan Pakistan

Selama kunjungan selama dua harinya dan kunjungan ketiganya ke Sri Lanka sejak 2021, Menteri Subrahmanyam Jaishankar akan memperkuat hubungan India dengan tetangganya yang terlilit utang dan menandatangani beberapa kesepakatan penting.

Kedua negara juga diharapkan menandatangani Nota Kesepahaman untuk proyek energi terbaru yang mencakup tiga pulau di utara Sri Lanka selama kunjungan Jaishankar, kata dua sumber di kementerian listrik dan energi Sri Lanka.

Proyek tersebut memicu kontroversi tahun lalu karena pada awalnya diberikan kepada sebuah perusahaan China sebelum India masuk untuk mengamankannya.

Baca Juga:Sri Lanka Tutup Perbatasan dengan India

Jaishankar akan bertemu dengan presiden Sri Lanka pada Jumat(20/1/23) pagi, kantornya menegaskan. Dia juga akan mengadakan diskusi dengan perdana menteri dan menteri luar negeri Sri Lanka, menurut pernyataan dari kementerian luar negeri India.

Sri Lanka berutang US$7,4 miliar kepada pemberi pinjaman China, hampir seperlima dari utang luar negerinya pada akhir tahun lalu, menurut perhitungan China Africa Research Initiative. China adalah pemberi pinjaman bilateral terbesar di Sri Lanka.

New Delhi secara terpisah memberi Sri Lanka bantuan cepat sekira US$4 miliar antara Januari dan Juli tahun lalu, termasuk jalur kredit, pengaturan pertukaran mata uang dan pembayaran impor yang ditangguhkan.

Baca Juga:Mantan Presiden Sri lanka Gotabaya Rajapaksa, Kembali dari Pengasingan

Dua raksasa Asia yang telah berebut pengaruh atas Sri Lanka selama beberapa decade itu juga merupakan mitra dagang terbesar negara pulau itu. Masing-masing negara menyumbang sekira US$5 miliar dalam perdagangan bilateral pada 2021. “Jaminan China adalah satu-satunya hal yang tertunda,” kata kepala penelitian Sanjeewa Fernando di CT CLSA Securities.

“Kami mengharapkan India untuk memberikan jaminan pembiayaan dan sekarang tidak ada gunanya China menunda memberikan jaminan. Kami berharap China juga akan segera memberikan jaminan. China yang menunda di sini tidak akan memberi mereka keuntungan apa pun dari komunitas internasional.”

Jepang adalah pemberi pinjaman bilateral signifikan ketiga di Sri Lanka, tetapi merupakan bagian dari negara-negara kreditur Klub Paris dan telah menyatakan dukungannya untuk Kolombo dalam rencana restrukturisasi utangnya.(channelnewsasia/hm15)

Related Articles

Latest Articles