Langkat, MISTAR.ID
Minimnya pasokan membuat para pengrajin kolang kaling yang ada di Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat kewalahan memenuhi permintaan masyarakat. Terlebih di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah.
Permintaan kolang kaling selama bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri terus mengalami peningkatan. Banjir orderan bukan saja datang dari warga Langkat dan Sumatera Utara. Permintaan juga banyak dari luar daerah seperti Jakarta dan Surabaya hingga luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Salah seorang pengrajin kolang kaling Heri menjelaskan, usaha kolang kaling yang digelutinya hingga kini merupakan usaha yang sudah turun temurun.
Usaha yang dirintisnya ini biasanya hanya memproduksi 20 ton kolang kaling setiap bulannya. Namun sekarang karena permintaan terus semakin meningkat tajam, dalam sebulan permintaan yang harus dipenuhi mencapai 200 ton. Sebelum bulan Ramadhan, pihaknya baru saja mengirimkan 16 ton kolang kaling ke Jakarta menggunakan truk kontainer.
Tonton juga:Â Newsroom: Bubur Sup Khas Melayu yang Tetap Eksis di Masjid Raya Medan
Heri menyatakan selama ini mendapatkan pasokan buah kolang kaling dari warga sekitar di Kabupaten Langkat. Termasuk dari Kabupaten Deli Serdang, Dairi, Tarutung, Pematang Siantar, Porsea dan Aceh. Menurutnya daerah berkontur gunung, bukit dan lembah banyak terdapat pohon aren penghasil buah kolang kaling.
Cara memproduksi buah kolang kaling ini tergolong mudah. Buah kolang kaling terlebih dahulu direbus ke dalam drum berukuran besar. Setelah mendidih, kolang kaling diangkat, dibelah dan isinya yang berwarna putih diambil.
Kemudian kolang kaling direndam selama tiga hari ke dalam air bersih. Setelah melewati masa perendaman, kolang kaling siap dipasarkan. Untuk harga jual kolang kaling ini berkisar antara Rp8 ribu hingga Rp10 ribu per kilogramnya. (Wahyudi/Endang/hm21).
