16.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Subary, Penjual Balon Berkaki Satu yang Tak Kenal Menyerah

Medan, MISTAR.ID

Di balik deru kendaraan dan hiruk-pikuk Kota Medan yang sesak, terukir kisah tegar seorang lelaki tua, merangkak melawan arus demi satu tujuan mulia: memberi nafkah untuk keluarganya.

Namanya Subary. Topi pet hitam setia menemaninya kemana-mana. Lelaki berusia hampir tujuh dekade itu adalah sosok tangguh. Ia juga family man, yang sangat peduli pada anak dan istrinya. Namun, satu insiden tak terduga telah merenggut sebelah kakinya. Kaki kanannya harus diamputasi setelah ditabrak bus kota pada tahun 1977.

Namun, kehilangan satu kaki tidak membuatnya putus semangat. Dengan gigih, Subary menggunakan dua tongkat sebagai tumpuan untuk menjelajahi seputaran trotoar di Jalan Dr Mansyur, sekitaran Kampus USU, Medan, untuk menjajakan balon tiup.

“Kaki saya memang hilang satu, tapi semangat dan mimpi tetap harus hidup. Anak-anakku dan balon-balonku adalah kehidupanku sekarang,” ungkap lelaki berumur 69 tahun itu saat ditemui Mistar, Sabtu (13/1/24).

Baca Juga : Kupuma, Sosok Pekerja Keras di Puskesmas Belawan

Dengan sebuah pompa tangan dan beberapa balon gembung, Subary berjuang membangun kehidupannya. Sasaran utamanya adalah anak-anak yang menikmati kuliner di trotoar, tempat para pelaku UMKM membuka lapak mereka.

Para pedagang kolak durian itu menjadi saksi kegigihan Subary mengais rupiah. Setiap balon yang ia jual seharga Rp5.000, terjangkau oleh siapa pun. “Harganya ramah kantong, tapi senyum anak-anak yang dapat balon itu tak ternilai,” tambahnya sambil melirik anak-anak yang asyik menikmati balonnya.

Meskipun sulit mendapatkan pembeli, Subary tidak menyerah. Ia sadar betul, duit yang ia hasilkan bukan untuk dirinya sendiri, tapi demi memenuhi kebutuhan nafkah anak dan istrinya.

Mengingat anak dan istri yang mengandalkannya, Subary menjadi lebih bersemangat jualan. Ia selalu memberikan layanan yang personal kepada setiap pembelinya. “Anak-anak, mari beli balon! Dijamin harga terjangkau, dan balonnya spesial seperti kalian!” serunya riang, mencoba merayu calon pembeli.

Meskipun seringkali dihadang oleh keterbatasan fisiknya, Subary tidak pernah menyerah. “Kalau saya menyerah, anak-anak dan istri saya yang kecewa. Mereka adalah kekuatan sejati saya,” ujarnya dengan mata berbinar.

Related Articles

Latest Articles