7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

Investor Optimis Investasi Saham di 2023

Medan, MISTAR.ID

Para investor optimis di awal tahun 2023 untuk memulai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu pemicunya yaitu berkat kehadiran Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo saat pembukaan perdagangan saham BEI  di hari pertama perdagangan 2023.

Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Pintor Nasution. Sebab sepanjang tahun 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI  berhasil menguat 4,09% (yoy) menjadi 6.850,62. “Meskipun kenaikan IHSG tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, angka ini tercatat masih membukukan kinerja yang positif jika dibandingkan dengan sebagian besar indeks bursa global yang melemah di tengah perlambatan ekonomi dunia,” kata Pintor, Sabtu (7/1/23).

BEI juga menunjukkan keperkasaannya di tahun 2022 dengan keberhasilan menyentuh rekor baru. Pada 13 September 2022, IHSG mencapai all time high di level 7.318,02. Kapitalisasi pasar juga melonjak dan mencapai rekor tertingginya sebesar Rp9.600,24 triliun pada 27 Desember 2022. Sementara jumlah investor pasar modal naik 37,5% menjadi 10,30 juta.

Baca Juga:Prediksi Resesi 2023, Masyarakat Tetap Pilih Emas sebagai Investasi Jangka Panjang

“Jika dibandingkan dengan indeks ASEAN lain, IHSG merupakan  indeks saham dengan kinerja terbaik ketiga setelah indeks Thailand (SETi), yang meningkat 0,67% (yoy), Malaysia (FTSE BM) yang melemah -4,60% (yoy), Filipina (PSEi) turun -7,81% (yoy), dan Vietnam (VN-Index) memimpin pelemahan sebesar -32,78% (yoy). Sementara indeks Singapura, Strait Times, tumbuh di level yang sama dengan IHSG sebesar 4,09% (yoy),” jabarnya.

Sementara di skala dunia, IHSG BEI masuk 10 besar terbaik. Kinerja IHSG lebih baik dibandingkan sejumlah indeks saham negara maju. Indeks Amerika Serikat (DJIA) melemah -8,78% (yoy), Jerman (DAX) terkoreksi -12,35% (yoy), Prancis (CAC 40) turun -9,50% (yoy), dan Inggris (FTSE 100) menguat 0,91% (yoy).

Seperti dijetahui, menurut Presiden Joko Widodo, tahun 2023 merupakan tahun ujian bagi ekonomi global dan domestik. “Kita patut bersyukur bahwa indeks di tahun 2022 mengalami kenaikan 4,1% dibandingkan bursa-bursa di negara lain yang mengalami penurunan yang sangat tajam,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya setelah membuka perdagangan BEI pada Senin (2/1/23).

Baca Juga:Sepanjang 2020, Investor Saham Aktif Meningkat 75% 

Presiden mengapresiasi pertumbuhan perdagangan saham pada 2022. Terutama menyoroti kapitalisasi pasar, yang bertumbuh 15% hingga mencapai Rp9.499,14 triliun. Pencapaian tersebut, katanya, merupakan pencapaian yang besar karena diperoleh di tengah-tengah turbulensi ekonomi global pada 2022. “Ini adalah tahun ujian bagi ekonomi global, maupun ekonomi kita. Kita tetap harus hati-hati, waspada,” kata Presiden Jokowi.

Presiden juga mengapresiasi komposisi investor di BEI yang sebanyak 70% merupakan investor dengan umur di bawah 40 tahun, dan 55% di bawah 30 tahun. Hal ini menandakan prospek pasar saham Indonesia ke depan masih sangat menjanjikan karena diisi para investor usia produktif. “Dengan optimisme ini, tantangan utamanya ekonomi global dengan ketidakpastian yang sulit dihitung, sulit dikalkulasi, saya berharap ekonomi kita masih bisa tumbuh di atas 5%,” kata Presiden.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengingatkan ancaman resesi yang  berpotensi terjadi pada 2023. Saat hadir dalam Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2023, Sri Mulyani menyebutkan, tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Baca Juga:Investor Pemula Wajib Kenal Indeks Saham

Menurutnya, ujian berat yang akan dihadapi oleh seluruh pemangku kepentingan yaitu bagaimana mengendalikan inflasi global, mencegah terjadinya resesi, dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. “Kita berharap bahwa seluruh pemangku kepentingan termasuk KSSK akan terus bekerja di dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional khususnya sektor keuangan. Karena ini akan menjadi ujian yang sangat berat bagi kita semua menghadapi tahun 2023, yang disebutkan menjadi tahun ujian oleh Presiden,” ujar Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Kementerian Keuangan RI, Bank Indonesia, OJK dan LPS diharapkan bisa menjalankan berbagai kebijakan secara konsisten guna membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan dipercaya. “Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi capital market yang sangat besar di Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Kehadiran Presiden Jokowi pada pembukaan perdagangan di BEI menurut Sri Mulyani merupakan simbol bagi seluruh jajarannya untuk siap bekerja keras untuk mengawal 2023 menjadi tahun yang resilien, optimistis, dan waspada, namun terus mencapai yang terbaik.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles