9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Dolar Menguat Terhadap Yen, Terkerek Lonjakan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Washington, MISTAR.ID

Dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya dan menyentuh level tertinggi satu minggu terhadap yen pada akhir perdagangan Kamis (29/12/22) pagi WIB.

Penguatan ini didorong lonjakan imbal hasil obligasi Pemerintah AS dan ekspektasi investor untuk rebound dalam pertumbuhan China karena pembatasan Covid-19 dilonggarkan.

Dolar menguat sebanyak 0,67 persen terhadap yen menjadi 134,40 di perdagangan Asia, terbesar sejak 20 Desember, ketika bank sentral Jepang (BoJ) membuat pasangan ini melemah dengan pelonggaran tak terduga dari pita kebijakan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun.

Baca Juga:Dolar AS Lemah, Harga Emas Melonjak

Hari itu yen melakukan reli satu hari terbesarnya terhadap dolar dalam 24 tahun, ditutup 3,8 persen lebih tinggi karena para pedagang berspekulasi tentang pelepasan stimulus.

Tetapi ringkasan pendapat dari pertemuan tersebut, yang dirilis pada Rabu (27/12/22), menunjukkan para pembuat kebijakan mendukung kelanjutan kebijakan ultra-akomodatif. Bahkan, ketika mereka membahas prospek yang membaik untuk pertumbuhan upah yang lebih tinggi dan inflasi yang berkelanjutan tahun depan. Dolar terakhir naik 0,55 persen terhadap yen Jepang di 134,240.

“Jika imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tetap stabil, kemungkinan tidak akan ada tekanan lebih lanjut pada BoJ “untuk mengambil langkah lain,” kata Kepala Strategi Valuta Asing Global dBMO Capital Markets, Greg Anderson, di New York.

Baca Juga:Rupiah Awal Pekan Ditutup Melemah Rp15.628 Per Dolar AS

“Mereka dapat terus mengulangi apa yang mereka katakan pada konferensi pers: ini hanya penyesuaian teknis kecil. Kami telah melakukannya sebelumnya; tidak ada yang bisa dilihat di sini, kawan,” lanjutnya.

Sementara itu, investor harus menyesuaikan peningkatan aktivitas ekonomi karena konsumen dan bisnis China kembali ke keadaan normal, juga menghadapi dampak lonjakan infeksi.

“Dengan tingkat infeksi mencapai ribuan per hari, tidak mengherankan jika tanggapan Covid China menjadi yang teratas dalam daftar kekhawatiran banyak analis tentang tahun 2023,” kata Analis DailyFX, David Cottle.

Baca Juga:Dolar AS Akhir Pekan Menguat Terhadap Euro dan Yen

Di tempat lain, dolar Australia naik 0,22 persen menjadi 0,674 dolar AS, sementara dolar Selandia Baru menguat 0,65 persen menjadi 0,632 dolar AS.

Mata uang komoditas “bereaksi sedikit terhadap kenaikan minyak baru-baru ini, tapi itu saja,” kata Kepala Valas Global Jefferies, Brad Bechtel. ​

“Dalam proses square-up yang sedang kita lalui, mungkin mata uang itu masih memiliki ruang untuk melayang lebih kuat,” sebut Kepala Strategi Valuta Asing Global dBMO Capital Markets, Greg Anderson.

Baca Juga:Dolar AS Tergelincir Bikin Harga Minyak Melonjak

Mata uang pound sterling naik 0,63 persen menjadi 1,211 dolar, karena pasar Inggris dibuka kembali setelah libur akhir pekan yang panjang. Namun, pound sterling terakhir turun 0,02 persen menjadi 1,203 dolar.

Euro turun 0,18 persen pada 1,06225 dolar, setelah diperdagangkan stabil di sekitar tertinggi enam bulan dalam beberapa minggu sejak Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa kenaikan suku bunga perlu dilanjutkan. (antara/hm14)

Related Articles

Latest Articles