14.7 C
New York
Saturday, April 27, 2024

NASA Ciptakan Ventilator VITAL, Diproduksi Massal Menghadapi Gelombang Kedua Covid-19

Pasadena, MISTAR.ID

Para insinyur NASA menciptakan ventilator yang diproduksi secara massal dan dirancang khusus untuk pasien virus corona, dan akan mendapatkan persetujuan darurat dari badan BPOM AS (FDA) pada akhir pekan ini.

Sebuah tim insinyur di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California, merancang dan membuat ventilator tersebut hanya dalam 37 hari.

Alat ini diberi nama VITAL sesuai dengan singkatannya, Ventilator Intervention Technology Accesible Locally , menggunakan seperlima jumlah bagian yang diperlukan untuk sebuah ventilator biasa. Membuat alat ini lebih mudah untuk memproduksi massal dengan cepat.

Administrator NASA mengatakan mereka akan menawarkan lisensi gratis untuk membantu memasukkan perangkat ini ke rumah sakit lebih cepat.

Itu bisa membantu bagian unit perawatan intensif bersiap dengan meningkatkanya pasien Covid-19 di masa mendatang, sebagaimana mereka melihat begitubanyak penguncian di seluruh negeri mulai meningkat.

“Unit perawatan intensif yang menghadapi pasien Covid-19 membutuhkan ventilator yang sangat dinamis,” kata Dr. J.D Polk, kepala petugas kesehatan dan medis NASA, dalam siaran persnya.

“Niat dan tujuan ventilator VITAL ini adalah untuk mengurangi kemungkinan pasien akan mencapai stadium lanjut dari penyakit yang memerlukan bantuan ventilator yang lebih maksimal.”

Sebuah prototipe ventilator diuji di Sekolah Kedokteran Icahn di Gunung Sinai di New York, di laboratorium sekolah Human Simulation Lab dan menstimulasi sejumlah kondisi pada pasien.

Pengujian itu luar biasa, kata “Dave Gallagher, direktur asosiaasi JPL yang bekerja dengan tim, menjelaskan itu kepada pers pada hari Kamis.

Tim telah mengajukan permohonan otorisasi penggunaan darurat dari FDA, kata Gallagher, dan mengharapkan persetujuan dalam waktu 48 jam.

Untuk menghindari gangguan pasokan spare part untuk ventilator biasa yang saat ini sudah sangat sedikit, para insinyur NASA membuat desain yang menggunakan lebih sedikit spare part dibanding ventilator biasa dan mengandalkan mesin yang berbeda.

“Spare part benar-benar kami ambil dari industri lain dan dapat diaplikasi ke alat ini,” kata Gallagher. Dengan harapan, kami tidak mau menganggu proses produksi dari ventilator biasa.

Spare part yang kami pergunakan bukanlah yang biasa ditemukan pada pembuatan ventilator biasa. Ada hampir 700 bagian yang tidak kami gunakan agar kami tidak bersaing dengan penyuplai.

Meskipun para pejabat belum menawarkan biaya yang pasti untuk memproduksi ventilator, Gallagher memperkirakan bahwa diperlukan sekitar $ AS2.000 hingga $ AS3.000.

Sebagai perbandingan, General Motors memproduksi ventilator berbiaya rendah untuk persediaan nasional dengan harga lebih dari US $ 16.000 per unit.

Banyak kota, kabupaten, dan negara bagian di AS tampaknya telah melewati puncak gelombang pertama dari kasus virus corona, para ahli berharap Covid-19 tetap menjadi konsen sampai vaksin disetujui. Saat nanti pemerintah daerah melonggarkan pembatasan, bisnis terbuka, dan orang-orang mulai bergaul lagi, virus akan kembali menyebar.

Para ahli mengatakan itu akan membawa gelombang infeksi baru, yang bisa keluar dari kendali jika mereka tidak diawasi secara ketat dan dipersingkat dengan penguncian tambahan.

Untuk setiap tempat nantinya di mana gelombang infeksi berikutnya membanjiri rumah sakit setempat maka ventilator sudah cukup dan tersedia.

Itulah yang hampir terjadi di kota New York pada akhir Maret dan awal April. Di Italia, kekurangan ventilator sangat buruk sehingga dokter harus memutuskan pasien mana yang harus diprioritaskan dahulu untuk perawatan.

“Sebuah keputusan mengerikan yang tidak ingin saya buat adalah siapa yang mendapat ventilator dan siapa yang tidak,” Dr. Hooman Poor, seorang dokter di Rumah Sakit Mount Sinai kepada Business Insider. “Itu situasi yang mengerikan.”

Jika ventilator baru NASA ini dapat diproduksi dan didistribusikan secara luas di seluruh dunia maka bisa mencegah situasi tersebut.

“Ini proyek yang sangat gila,” Michelle Easter, seorang insinyur di tim JPL yang merancang ventilator, mengatakan dalam sebuah video NASA.

“Kita memiliki potensi untuk menyelamatkan nyawa manusia, menyelamatkan orang-orang yang mungkin kita kenal, tetangga kita, bahkan keluarga kita.”

Sumber : ScienceAlert
Pewarta : Julyana Ang
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles