Saat ini, peretas membobol akun seluler pengguna dengan kredensial yang dicuri atau dibocorkan dan mulai memindahkan nomor korban ke perangkat lain.
Mereka dapat melakukannya dengan membuat kode QR melalui akun ponsel yang dibobol untuk mengaktifkan eSIM baru. Pelaku memindainya dan membajak nomor tersebut. Pada saat yang sama, pemilik sah menonaktifkan eSIM/SIM-nya.
“Jika hacker mendapatkan akses nomor ponsel korban, berarti ia memperoleh kode akses dan otentikasi ke berbagai layanan, termasuk bank dan messenger. Hal ini menjadi peluang bagi hacker mendapatkan skema penipuan,” jelas analis F.A.C.C.T., Dmitry Dudkov.
“Ada banyak variasi skema ini, tetapi penipu paling tertarik dengan layanan perbankan online,” tambahnya. (Liputan6/hm20)
