15.4 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Peserta Deli Science Nursing Ikuti Field Trip Wisata Budaya di Medan

Medan, MISTAR.ID

Civitas akademika Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) dan  seluruh peserta Deli Science Nursing melakukan field trip (studi lapangan) ke beberapa lokasi wisata budaya di kota Medan, Jumat (21/9/23).

Mengenalkan budaya merupakan hal yang sangat penting, terutama bagi mahasiswa. Walaupun sudah menginjak usia menuju dewasa, namun pengetahuan akan budaya tidak boleh luntur.

Kegiatan field trip tersebut mengunjungi 2 lokasi wisata budaya di Kota Medan, yaitu Istana Maimun dan Museum Negeri Sumatera Utara.

Baca Juga: Fakultas Keperawatan USU Gelar Ajang Deli Sciense Nursing Tingkat Nasional

Ketua Panitia Deli Science Nursing, M Andre (20) mengatakan, tujuan kunjungan ini adalah untuk mengenalkan beberapa museum yang ada di Kota Medan kepada finalis asal kota ini maupun luar Sumatera.

“Iya, ini kan ada yang dari luar Medan dan luar Sumatera. Jadi kami ingin mengenalkan beberapa museum yang ada di sini, agar mereka juga tertarik nantinya untuk berkunjung kembali,” ujarnya pada Mistar.id saat field trip di Museum Negeri Sumatera Utara.

Kunjungan ini hanya dilakukan selama kurang lebih satu jam mengingat bahwa ada beberapa finalis yang harus kembali ke kota asal.

Salah satu finalis dari Universitas Nasional Jakarta Selatan, Desfara (20) merasa amat terbantu dengan adanya kegiatan field trip ini.

Baca Juga: Komisi Akreditasi Survei RSUD Haji Abdul Manan Simatupang

“Ini amat membantu sih, apalagi yang dari luar Sumatera, kami jadi tau bagaimana sejarah awal terbentuknya kota Medan dan apa senjata-senjatanya. Jadi lebih tahu mendalam tentang kota Medan,” katanya saat diwawancarai mistar.id di sela-sela field trip.

Beberapa pendatang mengalami culture shock dengan lingkungan Kota Medan, Desfara juga menambahkan bahwa ia kaget dengan budaya berkendara di Medan yang jauh berbeda dengan Jakarta.

“Culture shocknya beberapa di kendaraan, kayak kosakata kereta, biasanya kalau di tempat kami itu, kereta adalah kereta api, tapi kalau di sini kereta itu motor. Saya juga takut dengan budaya berkendara di sini yang mau cepat saja, tidak memerhatikan rambu. Berbeda dengan kami di sana, yang saling menghargai,” tutupnya. (Dinda/hm22)

Related Articles

Latest Articles