15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Selain EG dan DEG, Ada Penyebab Ginjal Akut Lainnya

Jakarta, MISTAR.ID
Direktur Utama RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Eniarti menjelaskan hasil pemeriksaan panel patogen pada 12 pasien anak yang diduga mengidap Gangguan Gagal Ginjal Akut (GGA) di rumah sakitnya.

“Dari 12 pasien hanya 4 pasien yang dapat dilakukan pemeriksaan biopsi ginjal, pemeriksaan panel patogen dan metagenomik dan 3 diantaranya dilakukan juga pemeriksaan toksikologi darah dan urin,” kata Dirut Eniarti, dalam konferensi pers daring, Jumat (4/11/22).

Dilansir dari keterangan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa satu anak terdeteksi adenovirus, dua anak SARSCoV2, satu anak influenza, dan satu anak Staphylococcus sp.

Baca juga:Menkes: Kasus Gagal Ginjal Akut Sudah Turun Drastis

Sementara itu, hasil pemeriksaan toksikologi yang dilakukan terhadap tiga pasien menunjukkan bahwa satu pasien positif mengandung senyawa dietilen glikol (DEG).

“Dari hasil pemeriksaan toksikologi pada tiga pasien, ada satu pasien yang ditemukan adanya DEG, diketahui juga keempat pasien tersebut memiliki riwayat mengkonsumsi obat sirup” ujar Eni.

“Penyebab GGA mungkin tidak hanya satu faktor, dari hasil investigasi di Yogyakarta belum bisa disimpulkan penyebabnya. Karena memang sampel yang diperiksa baru 3 sampel. Ini kan sangat sedikit untuk menyatakan satu simpulan,” lanjutnya.

Sebagai informasi, RSUP dr. Sardjito Yogyakarta telah merawat 12 pasien Gangguan Ginjal Akut pada anak dengan rentang usia tujuh bulan sampai 13 tahun. Dari 12 pasien tersebut, enam pasien dinyatakan sembuh, sedangkan enam pasien lainnya tercatat meninggal.

Baca juga:Bertambah 1, Pasien Gagal Ginjal Akut Meninggal Dunia di RSUP Adam Malik

Hingga Kamis (3/11/2022), Kemenkes telah mencatat 323 total kasus pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) pada anak. Data tersebut adalah jumlah kumulatif dari 28 provinsi di Indonesia. 190 pasien di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kemenkes masih meminta masyarakat khususnya orang tua untuk segera membawa anak ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika ditemukan gejala oliguria atau penurunan volume air kencing hingga anuria atau tidak ada buang air kecil sama sekali. (cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles