9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Jamu Mengandung Steroid Bisa Picu Diabetes

Jakarta, MISTAR.ID

Jamu menjadi minuman tradisional Indonesia yang dikenal menyehatkan. Patut diketahui, jamu yang mengandung steroid justru dapat menjadi pemicu berbagai jenis penyakit, termasuk diabetes. Hal ini diungkapkan spesialis penyakit dalam dengan fokus pada endokrin, metabolik, dan diabetes, dr. Farid Kurniawan.

“Bermanfaat jika benar-benar jamu itu masih baik dan bagus. Permasalahannya muncul ketika jamu tersebut dicampur dengan obat yang mengandung steroid,” kata Farid, Jumat (24/11/23).

Farid membeberkan, variasi obat yang termasuk dalam kategori steroid, seperti prednison yang memiliki efek anti-inflamasi, antialergi, dan imunomodulator, serta deksametason yang umumnya digunakan untuk mengurangi atau menekan proses peradangan dan alergi dalam tubuh, serta untuk gangguan sistem kekebalan tubuh atau autoimun.

Steroid sering dicampur ke dalam jamu karena memberikan sensasi tubuh yang nyaman.

Baca juga: Penjualan Rempah dan Jamu di Siantar Tidak Berpengaruh Terhadap Larangan Konsumsi Obat Sirup

“Orang cenderung sugesti setelah mengonsumsi jamu tersebut (yang mengandung steroid), merasa badannya menjadi segar. Sehingga mereka akan mengonsumsi lagi dan lagi,” jelas Farid.

Kenaikan gula darah

Jika obat-obatan tersebut dicampur ke dalam jamu dan dikonsumsi secara berkelanjutan, terutama oleh individu dengan faktor risiko diabetes, justru tindakan tersebut dapat memicu peningkatan kadar gula darah.

Faktor risiko diabetes meliputi obesitas, riwayat diabetes saat kehamilan sebelumnya, atau keturunan dari keluarga dengan riwayat diabetes.

“Gula darah yang naik ini kita sebut sebagai diabetes tipe lain,” ungkap Farid.

Baca juga: BPOM Temukan Jamu Mengandung Fenilbutazon, Sudah Didistribusikan ke Sumut

Penyebutan sebagai tipe lain dikarenakan tidak disebabkan oleh kerusakan pada pankreas atau gangguan kerja hormon insulin. Diabetes tipe lain terjadi karena kehadiran obat yang menghambat kemampuan tubuh dalam memproses glukosa atau gula darah.

“Tidak hanya diabetes, masih banyak dampak lainnya karena steroid sangat mempengaruhi hormon dalam tubuh,” ujar Farid. (tempo/hm20)

Related Articles

Latest Articles