18.4 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Dokter Jiwa: Pola Hidup Hedonisme Penyebab Gangguan Mental

Medan, MISTAR.ID

Pola hidup hedonisme atau gaya hidup yang fokus mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas merupakan salah satu penyebab gangguan pada mental. Gaya hidup seperti ini acapkali menghambur-hamburkan uang demi menenuhi hasrat diri.

Dokter Spesialis Kejiwaan Anastasia Fenny Fransisca mengatakan, di era digital ini, hedonisme sudah menjadi kebiasaan sebagian besar kalangan remaja. Apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, budaya ini dengan mudah melekat pada diri seseorang.

“Tanpa disadari hidup dengan pola ini membuat ketergantungan dan menimbulkan dampak yang sangat buruk, jika nantinya tidak terealisasikan. Khususnya pada anak muda, hedonisme [bisa] mengakibatkan gangguan kesehatan pada mental,” kata dr Anastasia saat ditemui Mistar.id, di Perpustakaan Unimed, Selasa (28/11/23).

Baca Juga: Psikolog dan Dokter Jiwa Ingatkan Tingkat Emosional dan Kesehatan Mental Gen-Z

Ia menjelaskan, jika seseorang tidak memiliki konsep hidup yang benar, maka hedonisme bakal mengganggu kesehatan mental.

“Kalau ia tidak memiliki konsep pola pikir yang benar, itu bisa mempengaruhi kondisi mentalnya. Misalnya dia yakin, ‘Yang penting kan saya pakai baju dan layak gak mesti harus branded’. Jika seseorang menerapkan pola pikir seperti itu, dia bahagia maka mentalnya bagus,” urainya.

Berbeda jika seseorang tidak memiliki konsep hidup yang baik, pengaruh pikiran serta keadaan lingkungan menjadi faktor utama kesehatan mental.

Baca Juga: Pj Gubernur Didesak Segera Ganti Dirut Perumda Tirtanadi Sumut

Ketika melihat gaya hidup seseorang dengan pola pikir yang salah maka tumbuh rasa ingin, namun harus terbentur dengan keadaan. Hal tersebut menjadi salah satu seseorang tidak yakin pada mindset dirinya.

“Lain hal kalau mindset atau pola pikir yang tidak memiliki landasan, itu lah tidak percaya diri (PD), dia melihat orang dengan life style yang keren, gagah, cantik, branded dia langsung minder. Nah kalau dia tidak memiliki konsep pikir yang benar itu akan mempengaruhi kondisi mentalnya,” tutupnya. (Dinda/hm22)

Related Articles

Latest Articles