6.9 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Sejarah dan Budaya Tahun Kabisat

Jakarta, MISTAR.ID

Tahun ini, kalender mendapat tambahan satu hari di akhir bulan Februari, yaitu tanggal 29. Tahun kabisat dikenal juga sebagai leap day. Dimana, hanya terjadi setiap empat tahun sekali. Mengapa ada tahun kabisat?

Tahun kabisat adalah cara untuk menyesuaikan kalender dengan rotasi bumi yang mengelilingi matahari. Bumi sebenarnya membutuhkan lebih dari 365 hari untuk menyelesaikan satu putaran penuh, yaitu sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.

Namun, kalender kita hanya mengakui 365 hari dalam satu tahun, sehingga terdapat selisih waktu yang terakumulasi setiap tahunnya. Tanpa penambahan satu hari ekstra setiap empat tahun, kalender dan musim akan semakin tidak sinkron.

Pada akhirnya akan berdampak pada siklus pertanian, penanggalan, dan kegiatan lainnya yang bergantung pada musim.

Diketahui dari berbagai sumber, Kamis (29/2/24), konsep tahun kabisat telah ada sejak zaman Romawi kuno, ketika Kaisar Julius Caesar mengubah kalender dari sistem bulan menjadi kalender matahari.

Baca juga: Viral, Kalender 1971 Sama dengan Kalender 2021

Kaisar Julius Caesar menetapkan bahwa setiap tahun yang dapat dibagi empat adalah tahun kabisat, dan menambahkan satu hari di akhir bulan Februari, yang merupakan bulan terakhir dalam kalender Romawi.

Namun, sistem ini masih belum sempurna karena ada perbedaan sekitar 11 menit antara tahun kabisat dan tahun matahari. Akibatnya, kalender menjadi terlalu cepat sekitar 10 hari dalam kurun waktu 1.500 tahun.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian pada tahun 1582 atau kalender yang saat ini digunakan. Kalender ini menambahkan aturan tambahan untuk menentukan tahun kabisat, yaitu tahun yang habis dibagi 100 bukan tahun kabisat, kecuali jika habis dibagi 400.

Related Articles

Latest Articles