21 C
New York
Friday, May 3, 2024

Astronot Paparkan Aroma Tak Biasa di Luar Angkasa

Jakarta, MISTAR.ID

Para astronot sudah memaparkan sejumlah aroma yang tidak lazim di antariksa, yang tidak mengagetkan mengingat kimiawi di sana jauh lain dengan di Bumi.

Dirangkum dari Space, pada Jumat (12/1/24), ruang angkasa merupakan ruang hampa udara. Sehingga secara teknis tak bisa menghirup bau apa pun di antariksa dan jika mencobanya maka akan mati. Namun, ruang angkasa bukanlah ruang hampa udara.

Antariksa penuh dengan sejumlah macam molekul, yang beberapa di antaranya mempunyai aroma kuat kala menciumnya di Bumi. Mempelajari seperti apa aroma di sejumlah bagian ruang angkasa adalah cara yang t keren untuk menerima pemahaman yang lebih baik terkait kimia kosmik.

Baca juga:Bawa Misi Rahasia, Pesawat Luar Angkasa Militer AS Kembali Diluncurkan

Semasa pendaratan Apollo di bulan, para antariksawan sering mengomentari bau contohnya mesiu setelah kembali ke airlock, memasuki batas pendarat bulan dan melepas helm. Begitu juga kala berjalan di luar angkasa, kembali ke Stasiun Luar Angkasa Internasional menginformasikan bau mesiu, serta ozon dan steak yang gosong.

NASA menerapkan aroma ruang angkasa lebih dari sekedar rasa ingin tahu. Tahun 2008, Badan Antariksa Amerika Serikat ini menugaskan Steven Pearce – seorang ahli kimia di Omega Ingredients, berspesialisasi dalam wewangian dan rasa untuk merekonstruksi bau ruang angkasa bagi para astronot dalam pelatihan.

Bagaimanapun, seorang astronot wajib bisa membedakan antara bau polycyclic aromatic nitrogen heterocycles (PANH) pada pakaian antariksa mereka dengan kebocoran bahan kimia berbahaya di stasiun luar angkasa.

Saat wahana antariksa Rosetta kepunyaan Badan Antariksa Eropa (ESA) bersua  dengan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko pada tahun 2014, menemukan berbagai macam molekul di dalam koma komet, yaitu lingkaran gas mengelilingi inti komet yang padat.

Baca juga:Perdana, NASA Tampilkan Kucing dari Luar Angkasa

Di antara molekul-molekul ini adalah hidrogen sulfida, menyebabkan telur busuk berbau busuk amonia, yang mengingatkan pada bau urin menjijikkan, hidrogen sianida, yang meskipun terkenal beracun, memiliki bau yang lebih menarik seperti bau kacang almond, karbon disulfida beraroma manis dan aroma asinan formalin.

Jika pun ada bau, kemungkinan besar baunya sangat lemah, karena sebagian besar komposisi komet merupakan uap air dan karbon dioksida.

Salah satu lokasi yang memiliki atmosfer bisa menahan aroma adalah bulan terbesar Saturnus, Titan. Namun, atmosfernya tidak benar-benar membantu  mencium apa pun.

Tak ada oksigen, dan suhu di sana sangat dingin – minus 292 derajat Fahrenheit (minus 179,6 derajat Celcius), sehingga tidak ada pilihan lain selain mencopot helm antariksa dan menghirupnya dalam-dalam. Namun, jika bisa, bakal menemukan bahwa Titan beraroma bensin.

Baca juga:Bumi Terima Pesan Berjarak 10 Juta Mil dari Luar Angkasa

Lalu bagaimana dengan bagian lain dari alam semesta? Sagittarius B2, awan molekul antar bintang raksasa meliputi gas dan debu pembentuk bintang yang berjarak kurang dari 400 tahun cahaya dari pusat Bimasakti mempunyai sejumlah macam kimiawi aromatik.

Salah satunya, awan ini mengandung banyak alkohol, termasuk fenil alkohol, metanol dan etanol, jenis alkohol di dalam bir.

Tahun 2009, para astronom juga mendeteksi molekul etil formiat di Sagittarius B2. Etil formiat merupakan bahan kimia yang memberi aroma manis pada raspberry dan rum.

Walaupun pusat galaksi beraroma seperti tempat pembuatan bir, setidaknya aromanya mengasyikkan. (vv/hm16)

Related Articles

Latest Articles