9.5 C
New York
Sunday, May 12, 2024

Rusmadi Mencari Cinta

Sayang dik, cintaku bertepuk sebelah tangan. Tapi aku merasa itu adalah tantangan, tantangan untuk mendapatkan cinta sang pesona. Akhhh… seperti menggebunya aku pada cinta pertama di masa muda. Iya… seperti bersamamu. Tapi itu dulu dik, aku ingin mendapatkan dia karena denganmu justru sudah hambar.

Aku memang sedang gila, tepatnya tergila-gila. Semakin ia menjauh dariku aku semakin ingin memilikinya. Padahal aku tahu dia memiliki seseorang yang tengah ia cintai. Dan itu sudah terang-terangan dia katakan. Tapi buatku itu hanya alasan yang dibuatnya, ia bak jinak-jinak merpati. Semakin ia menolak semakin aku terobsesi. Yah, kurasa ini obsesi dan bukan cinta. Aku bahkan dengan kuasaku menjebloskan kekasihnya ke penjara. Itu kulakukan setelah aku tak juga mendapatkan si pesona. Dia harus tahu aku ini siapa. Dia harus tahu dia tengah berhadapan dengan siapa. Kalau aku tidak bisa mendapatkanmu maka orang lain juga tidak.

Sampai suatu hari, aku melihat seseorang yang mirip denganmu. Dik,,, di sebelahmu ada seseorang tengah menggandeng mesra dirimu. Tapi kemudian kau menghilang, tak kudapatkan jejakmu.

Aku terbakar, emosiku meledak saat itu. Akh… apakah aku cemburu. Mengapa ini bisa terjadi padaku. Bukankah aku sudah merelakanmu pergi dari ku, karena bersamamu aku tak menemukan bahagia. Dan aku pun menjemput bahagiaku tanpamu.

Dik, aku malu. Malu pada orang-orang yang rasanya seperti memperolok olok diriku. Ternyata aku dicampakan oleh diriku sendiri. Tak seorang pun yang ternyata mau denganku. Kalau pun ada hanya orang-orang yang menginginkan uangku hingga mereka rela menjadi pemuas nafsuku.

Sampai suatu hari, sebuah kabar ikut memukulku. Mantan anggotaku ditemukan tewas mengenaskan dengan leher tergorok dan beberapa liang lainnya bekas bacokan. Dia dibunuh oleh suaminya karena api cemburu. Kau tahu dik, dia adalah sosok yang pernah menjadi teman kencanku.

Dik… aku tak berani pulang, tak berani melihat kau bahagia dengan kekasihmu yang baru yang mungkin telah kau temukan dengan cara yang indah dan cara yang halal.

Aku si Rusmadi yang pernah populer dengan dereta perempuan itu kini sendiri, berteman sepi, pada masa pensiunan yang tak lagi punya jabatan dan tak juga memiliki keluarga. Anak-anak tak ada yang ingin tinggal bersamaku. Jabatan mentereng yang pernah menjadi kebanggaan telah habis. Mungkin tetanggaku pun tak mengenaliku lagi, si tua yang hidup seorang diri.

Dik… inikah ending dari bahagia yang aku cari? (*)

Related Articles

Kini Aku Tahu Akhir Ceritanya

Di Ujung Sepi

Rambut Hitam Panjang Terurai

Latest Articles