15.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Sergai Lumbung Beras, ini Jawaban Kadis Pertanian Kenapa Harga Beras Tetap Tinggi

Sergai, MISTAR.ID

Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai)  salah satu lumbung beras di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan data Dinas Pertanian Sergai pada tahun 2022, areal persawahan produktif yang ada di Sergai seluas 61.328 hektar dengan kemampuan memproduksi gabah padi yang mencapai 431.378 ton/ tahun atau setara dengan 274.702 ton beras/ tahun.

Tentunya dengan capaian produksi gabah sebanyak itu sudah pasti gabah yang dihasilkan dari areal persawahan di Sergai menjadi incaran para produsen beras yang ada di Sumatera Utara, mengingat kualitas beras yang di hasilkan dari gabah Sergai adalah kelas medium super yang sangat bermutu tinggi dan bayak disukai masyarakat yang ada di sumut. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Sergai Dedy Iskandar, SP, MM pada Mistar, Selasa (14/2/23).

Menurut Dedy, selain dampak Banjir yang terjadi di Kabupaten Sergai pada ahir tahun 2022 kemarin, diduga adanya persaingan bisnis antara para produsen beras baik dari Sergai atau pun dari luar Sergai, dengan cara menaikan harga pembelian gabah baik gabah basah maupun gabah kering, tentunya agen dan para petani yang ada di Sergai pasti akan menjual gabahnya kepada pembeli yang lebih mahal, sehingga hal itu menyebakan harga gabah naik yang di susul dengan naiknya harga beras.

Baca juga:Ternyata Ini Penyebab Harga Beras Tinggi di Sergai

“Selain bencana banjir yang melanda di beberapa desa di 5 kecamatan yang ada di Sergai pada akhir tahun 2022 kemarin, ada penyebab lain sehingga harga beras di Sergai mengalami kenaikan. Kita menduga adanya persaingan bisnis antara para produsen beras baik dari Sergai sendiri mau dari daerah lain yang membeli gabahnya di Sergai, persaingan yang mereka lakukan dengan cara menaikan harga pembelian gabah yang mereka beli dari agen mau pun langsung dari para petani,” ungkap Dedy.

Dedi mengungkapkan lagi,  persaingan harga tersebut sudah tentu agen dan petani kita pasti memilih menjual gabahnya ke tempat yang mampu membeli mahal gabah mereka, ahirnya dengan naiknya harga gabah tersebut disusul dengan naiknya harga beras di pasaran. Naiknya harga gabah dan beras tersebut di sisi lain menguntungkan Petani namun disisi lain menyulitkan bagi masyarakat yang bukan Petani,” papar Dedy.

“Kita pun berharap agar para produsen beras tidak terus menjalankan strategi persaingan bisnis seperti ini sebab cara ini bisa mengacaukan keseimbangan di masyarakat, meskipun stok di pasaran aman hingga saat ini namun harga beras yang sekarang ini tentunya menyulitkan bagi masyarakat yang kurang mampu,” tambah Dedy.

Di ketahui sekarang ini harga beras di Sergai untuk jenis beras medium super di tingkat grosir mencapai Rp12.500/ Kg dan di tingkat warung atau pengecer Rp13.000 hingga Rp14.000/ Kg. (boby/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles