20.2 C
New York
Friday, July 26, 2024

Pansus Banjir Bandang Haranggaol Menunggu Jadwal Banmus DPRD

Simalungun, MISTAR.ID

Banjir bandang yang terjadi di Dusun Binanga Bolon Nagori Purba Pasir, Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun pada Rabu 20 Desember 2023 lalu masuk dalam agenda pembahasan anggota DPRD setempat.

Pembahasan terkait banjir bandang di Haranggaol Horison yang telah memporak-porandakan ladang hingga rumah warga itupun tinggal menunggu penjadwalan dari Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Simalungun.

Ketua Komisi IV DPRD Simalungun, Maraden Sinaga mengatakan, terkait banjir bandang Haranggapol akan dibahas pihaknya bahas di Panitia Khusus (Pansus).

Baca juga:DPRD Simalungun Bakal Pansuskan Banjir Bandang Haranggaol Horison

“Kita ada 11 orang anggota DPRD yang mengusulkan Pansus untuk membahas banjir bandang Haranggaol Horison,” ujarnya saat dikonfirmasi, pada Jumat (26/7/24).

Dikatakan Maraden lagi, Pansus bakal bergulir dan tinggal menunggu keluarnya jadwal setelah dilakukannya rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Simalungun.

“Menunggu Banmus, kan sudah kita ajukan. Kita tunggu lah,” paparnya.

Diketahui, pasca terjadinya banjir bandang tersebut, Komisi IV DPRD Simalungun pun telah melakukan kunjungan guna dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan. Bahkan juga telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simalungun.

Bencana banjir bandang yang terjadi di Dusun Binanga Bolon diduga kuat akibat pecahnya tanggul di Nagori Purba Tongah, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.

Baca juga:Pemkab Simalungun Sebut Banjir Bandang Haranggaol Bencana Alam

Informasi dihimpun mistar.id, tanggal yang pecah itu berada di kawasan atau tanah milik salah seorang pengusaha bahan-bahan bangunan di Kecamatan Purba. Sebelum pecah, tanggul tersebut pun ada sejak 2 bulan terakhir.

Sebelumnya, Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematangsiantar, Tigor Siahaan mengatakan, tanggul atau timbunan tanah yang dibuat oleh warga itu di luar kawasan hutan lindung.

“Dampak yang ditimbulkan setelah sungai di lembah itu ditimbun pelaku, kemudian banjir bandang terjadi. Alhasil terbentuk aliran sungai yang baru,” kata Tigor beberapa waktu lalu.

Diketahui lokasi tanggul di Nagori Purba Tongah itu sudah masuk dalam areal pertanian masyarakat umum.

Terjadinya banjir dan membuat aliran sungai baru di Haranggaol, diakui Tigor, tentunya menyimpan potensi bencana di kemudian hari. Ini lantaran banjir bandang yang terjadi telah membuka tanah dan hutan di bawahnya.

Baca juga:Penegakan Hukum Tak Jalan Pasca Banjir Bandang Haranggaol, DPRD Simalungun akan Jalin Komunikasi ke Pemerintah

“Makanya atensi dari pemerintah pusat untuk menyelesaikan kasus ini. Kita pun setelah peristiwa ini, akan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk melakukan penghijauan kembali,” katanya.

Tigor menyampaikan, berdasarkan temuan anggota di lapangan, diketahui timbunan tanah di atas sungai mencapai lebar 30 meter dengan kedalaman 15 meter. Pelaku lalu memasangkan pipa berdiameter kecil untuk meneruskan air sesuai dengan alirannya sebelumnya.

“Mungkin karena pipa tak cukup membendung air yang saat itu, terbentuk kubangan air seperti danau. Karena sudah tak terbendung, air pun meluap dan membawa material tanah menuju air terjun Binanga Bolon,” kata Tigor. (hamzah/hm16)

Related Articles

Latest Articles