22.8 C
New York
Sunday, August 4, 2024

Monumen-Tugu Perjuangan di Simalungun Simbol Saksi Sejarah dan Warisan

Simalungun, MISTAR.ID

Sejumlah monumen untuk mengenang perjuangan rakyat melawan penjajahan berdiri di wilayah Habonaron Do Bona, Simalungun. Tugu-tugu perjuangan ini tak hanya menceritakan kisah heroik masa lalu, tapi juga menjadi saksi bisu dari semangat perlawanan yang gigih.

Setiap tugu memiliki cerita dan sejarah unik, mencerminkan perjuangan rakyat Simalungun dalam melawan penjajahan. Monumen-monumen ini tersebar di berbagai lokasi, dan sebagian diantaranya menjadi tempat kegiatan edukasi sejarah bagi generasi muda, memastikan semangat perjuangan tidak pernah pudar.

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, tugu-tugu ini sering menjadi pusat kegiatan peringatan hari-hari besar nasional, seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Pahlawan. Monumen ini juga berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya persatuan dan semangat perjuangan.

Mistar mendatangi Tugu Perjuangan Batalyon IV Sektor II Daerah Militer Tapanuli Tengah/Sumatera Timur Tengah (DMTT/STT), Minggu (4/8/24), melihat warga sipil sedang melakukan pembersihan. Tugu yang diresmikan pada 28 November 1996 ini terletak di Batu Gaja, Tiga Dolok, Kecamatan Dolok Panribuan.

“Sudah seminggu ini dibersihkan, kemarin waktu membersihkan ikut juga personel TNI,” ujar Sidabutar, seorang warga yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Baca Juga : PUTR Siantar Kaji Kembali Konsep Pembangunan Tugu Sangnaualuh

Saat ini, Sidabutar bersama dua warga lainnya sedang melakukan pengecatan di area tugu, dengan target pekerjaan selesai dalam tiga hari mendatang. Pada dinding tugu, tertulis 110 orang yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, termasuk anggota TNI, dan tokoh masyarakat.

Tugu perjuangan lainnya terletak di jalur menuju daerah wisata Parapat. Diresmikan pada tahun 1990 oleh Gubernur Sumatra Utara saat itu Raja Inal Siregar, tugu ini menjadi daya tarik tersendiri. Terletak tak jauh dari Taman Kera, tugu ini dihiasi bunga-bunga aneka warna yang memperindah area yang dibatasi dengan pagar bambu.

Tugu perjuangan di jalur menuju Parapat. (f: indra/mistar)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Simalungun, tugu-tugu perjuangan ini tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara. Hal ini turut berkontribusi pada perekonomian daerah. BPS mencatat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 15% selama lima tahun terakhir, dimana tugu-tugu perjuangan menjadi salah satu destinasi utama.

Kendati demikian, tidak ada jumlah pasti berapa banyak tugu perjuangan di Simalungun. Tugu-tugu ini tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan. Mereka mengingatkan kita akan pentingnya melanjutkan semangat perjuangan dalam membangun bangsa yang lebih baik.

Melalui monumen-monumen ini, semangat perjuangan bangsa Indonesia diharapkan terus hidup, mengingatkan generasi sekarang dan mendatang tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai kemerdekaan dan persatuan. (indra/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles