18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Menyangkal Pendapat Ilmuwan Asing, Ahli Geoscience: Gunung Toba Tidak Akan Meletus Lagi

Simalungun, MISTAR.ID

Supervolcano purba di Indonesia salah satunya gunung berapi Toba jadi topik kajian dalam sosialisasi Mitigasi Bencana Alam dan Perubahan Iklim di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba yang berlangsung dua hari di Atsari Hotel Parapat.

Dalam pertemuan ini muncul pertanyaan dari peserta sosialisasi kepada nara sumber Ir.Jonathan I.Tarigan, seorang ahli Geoscience, tentang status dan keberadaan Gunung Toba “apakah bisa meledak lagi” seperti yang terjadi puluhan ribuan tahun lalu?

Pertanyaan ini wajar saja mengemuka, karena mungkin disebabkan adanya pendapat tim peneliti geologi asing yang mengatakan gunung purba Toba masih tetap aktif setelah letusan super yang terjadi puluhan ribu tahun lalu, sehingga dianggap perlu memikirkan kembali bagaimana agar peristiwa yang berpotensi bencana ini diprediksi lebih dini.

Baca Juga:Tiga Pakar Gelar Mitigasi Bencana Alam dan Perubahan Iklim di KSPN Danau Toba

Berdasarkan rangkuman yang pernah diekspos, para ahli asing itu bekerja dalam sebuah studi, dipimpin para peneliti dari Oregon State University.

Kemudian, hasil studi yang telah diekspos media tahun 2021 itu ditulis bersama oleh para peneliti dari Universitas Heidelberg, Badan Geologi Indonesia, Dr Jack Gillespie dari Curtin’s School of Earth and Planetary Sciences dan The Institute for Geoscience Research (TIGeR) yang merupakan Lembaga penelitian ilmu bumi unggulan Curtin.

Menanggapi ini, ahli Geoscience Indonesia, Ir.Jonathan I.Tarigan selaku nara sumber, Rabu (10/5/23) memberi tanggapan ilmiahnya. Dengan tegas ia menyangkal hasil penelitian asing itu, yang mengatakan gunung Toba masih memungkinkan bisa meletus.

Baca Juga:Fakta! Danau Berusia 34 Juta Tahun di Bawah Lapisan Es Antartika

“Tidak akan ada lagi letusan Gunung Api Toba itu,” tegas Jonathan Tarigan menanggapi pertanyaan beberapa peserta sosialisasi yang hadir dari beberapa kabupaten kota.

Alumni Universitas Gajah Mada itu memaparkan alasan dan kajian ilmiahnya, bahwa letusan gunung api Toba ini tidak akan pernah lagi ada ditandai dengan munculnya kubah-kubah larva di Danau Toba.

Dia mencontohkan, di Danau Toba sekarang sudah ada beberapa kubah, seperti kubah larva Pusuk Buhit, di Tuktuk dan lainnya.

Komposisi batuannya yang asam, kata Jonathan, merupakan produk letusan pasca dari siklus letusan gunung api Toba.

Baca Juga:Wacana Casino di Danau Toba, Polda Sumut Tegaskan Segala Bentuk Judi Dilarang

Dan komposisi kandungan silikanya, lanjut dia, lebih kecil dari 45%. Kemudian karena terjadi pergolakan di dalam dapur magma, maka terbentuklah gas yang sangat banyak yang kemudian merupakan penggerak utama letusan.

Namun, karena energi dalam dapur magma berkurang, maka sisa-sisa magma itu komposisinya sudah berubah dan sangat lemah.

“Kesimpulannya, kubah-kubah magma yang ada, salah satunya seperti di Pusuk Buhit, ini merupakan petunjuk sebagai masa akhir dari sebuah letusan gunung api. Jadi, tidak akan ada lagi letusan gunung api Toba seperti dikatakan para peneliti luar itu,” tandas pakar kegempaan Indonesia tersebut.(maris/hm17)

Related Articles

Latest Articles