12 C
New York
Monday, May 13, 2024

Kurang Kesadaran Masyarakat Pemicu Sering Kebakaran Hutan dan Lahan di Danau Toba

Simalungun, MISTAR.ID

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematang Siantar tidak habis pikir dengan 2 Kecamatan di Kabupaten Simalungun yang kerap mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menurut catatan KPH II Pematang Siantar, pada tahun 2023, karhutla sudah beberapa kali terjadi Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol Horison, yang merupakan kawasan perbukitan pinggiran Danau Toba.

Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah II Pematang Siantar, Tigor Siahaan mengatakan, wilayah hutan sekitaran Danau Toba kerap terjadi kebakaran di Kecamatan Haranggaol Horison, tepatnya di Desa Haranggaol, serta Desa Sihalpe dan Kecamatan Purba di Desa Purba Dolok, serta Desa Ujung Saribu. Lalu Kecamatan Silimakuta di Desa Silala Maria dan Desa Sipiso-piso.

Baca juga: Tingkatkan Penanganan Karhutla, Polres Simalungun Dirikan Menara Pantau di Haranggaol

“Penyebab terjadinya karhutla di 3 Kecamatan itu diakibatkan musim kemarau. Itulah yang paling fatal terjadi karena musim kemarau,” ungkap Tigor, pada Selasa (29/8/23).

Lanjut Tigor, jumlah luas hutan dan lahan yang terbakar tergantung musim kemarau. Kalau musim kemarau panjang akan kerap terjadi kebakaran. Untuk tahun ini katanya, lagi agak mendingan, namun tahun lalu parah kali terjadi kemarau.

“Sebenarnya kurangnya kesadaran masyarakat lah penyebabnya. Kemudian membuang puntung rokok sembarangan kan bisa memicu api juga. Membuka perladangan atau lahan dengan cara dibakar. Karena dengan cara dibakar menghemat biaya untuk membuka lahan,” ucap Tigor lagi.

Disebutkan, ketika hutan dan lahan terbakar agak sulit juga memadamkan api, lantaran lokasi yang terjal serta bukit- bukit. Pihaknya selalu bekerja sama dengan masyarakat, polisi dan petugas kehutanan dalam menanggulanginya di lapangan.

Baca juga: Pastikan Api Padam, Kapolres Simalungun Patroli Antisipasi Karhutla di Haranggaol

“Lebih kurang 70 hektar lahan di sekitar Danau Toba terbakar. Yang terbakar itu hutan lindung dan lahan masyarakat. Tapi lokasinya disitu-situ saja yang terbakar. Awalnya semak belukar yang terbakar, lalu merembet ke pohon. Pinus lah yang sering terbakar,” ungkap Tigor.

Dengan kerapnya karhutla di sekitaran Danau Toba, KPH Wilayah II Pematang Siantar mengambil langkah untuk pendekatan dengan masyarakat, terutama Kepala Desa (Kades).

“Langkah yang diambil, kita lebih aktif lagi ke lapangan sosialisasi pada masyarakat melalui Kades. Mari bersama-sama menjaga hutan agar tidak terbakar. Karena bukan hanya hutan saja yang dijaga. Lahan masyarakat juga harus dijaga,” pesannya. (hamzah/hm16)

Related Articles

Latest Articles