Pematangsiantar, MISTAR.ID
Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani membeberkan akses sanitasi aman dan higienitas yang memadai adalah salah satu pondasi untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Pemerintah menargetkan 0 persen Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan 15 persen akses sanitasi aman pada tahun 2024.
“Tinja yang dikelola dengan aman dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, seperti diare, kolera, hingga stunting pada balita yang menjadi salah satu fokus isu kesehatan di Indonesia saat ini,” sebut Susanti pada acara Deklarasi Stop BABS dan Advokasi Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLLT) di pelataran Gereja HKBP Siantar Sawah, Kecamatan Siantar Marimbun, pada Rabu (12/6/24).
Baca juga:Wali Kota Siantar Hadiri Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan
Dikatakan, Indonesia terus bekerja keras untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGS) yaitu tahun 2030 mencapai akses ke sanitasi dan higienitas yang memadai dan merata untuk semua, mengakhiri BABS, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan serta mereka yang berada dalam situasi rentan.
“Pencapaian target tersebut tidaklah mudah. Karena itu, diperlukan kerja sama semua pihak, dari level nasional sampai daerah, dan lintas sektor, dari lembaga pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi dan masyarakat itu sendiri,” katanya.
Susanti menuturkan, sebagai upaya mengedukasi masyarakat dalam hal BABS, Pemko Pematangsiantar dengan dukungan United States Agency for International Development (USAID) Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) Tangguh, serta Forum Kota Sehat dalam momen peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pada Rabu (5/6/2024) lalu, melaksanakan acara deklarasi stop BABS di Kelurahan Nagahuta, Simarimbun, dan Tong Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun.
Kemudian, Kelurahan Pardamean dan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat. Terakhir, di Kelurahan Bane, Kecamatan Siantar Utara.
Baca juga:Masyarakat Paluta Diajak Tidak BAB Sembarangan
Dari 53 kelurahan di Kota Pematangsiantar, kata dia, ada 13 kelurahan yang sebelumnya melaksanakan deklarasi. Hal itu menandakan 34 kelurahan yang belum melaksanakan Deklarasi Stop BABS, yang tentunya perlu menjadi perhatian bagaimana merumuskan strategi percepatan melalui komitmen bersama.
“Saya mendorong untuk percepatan akses sanitasi aman yang berkelanjutan melalui pelaksanaan LLTT. Diharapkan kegiatan hari ini menjadi momentum bagi kita semua untuk menyadari pentingnya layanan ini, dan kita menjadi bagian dari program,” ujarnya.
Regional Manager USAID IUWASH Tangguh, Zulfa Ermiza, berterima kasih kepada Wali Kota dan jajaran Pemko Pematangsiantar atas kerja sama yang baik untuk mencapai target pembangunan dan berkontribusi kepada target nasional di bidang air minum, sanitasi, higiene dan pengolahan sumber daya air yang berketangguhan iklim.
Pematangsiantar, sambungnya, adalah kota penting dalam pendampingan USAID IUWASH Tangguh di Sumatera Utara (Sumut), yang berperan dalam capaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 di bidang air minum aman, sanitasi aman dan stop BABS.
Baca juga:Wali Kota Siantar Klaim Laju Pertumbuhan Ekonomi 2023 Lebih Baik
“Banyak program yang sudah dilaksanakan di Kota Pematangsiantar untuk pencapaian target tersebut. Seperti terpilihnya Kota Pematangsiantar sebagai satu dari 6 kota di Indonesia untuk cakupan 100 persen pelayanan air minum aman dan sebagai lokasi piloting zona air minum prima yang direkomendasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang saat ini pelaksanaannya telah berlangsung,” paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Irma Suryani, menyampaikan saat ini akses sanitasi aman di Kota Pematangsiantar sekitar 6,76 persen, dan masih terdapat masyarakat yang BABS. Sedangkan target RPJMN untuk meningkatkan akses sanitasi aman sebesar 15 persen dan target Provinsi Sumut 9 persen pada tahun 2024.
